Keseimbangan AD-AS
KESEIMBANGAN
AD - AS
(Merupakan
salahsatu tugas Mata Kuliah Ekonomi Pengantar Makro)
Disusun Oleh:
Sri
Risma NPM
: 24022116053
Anipah
Centiawati NPM :
24022116158
Annisa
Nurhikmayati NPM :
24022116159
Astiani
Nasyuroh NPM :
24022116160
Badru
Jaman NPM :
24022116161
KELOMPOK 1
PRODI/KELAS
: AKUNTANSI S1/D
UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS EKONOMI
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum WR. WB
Seraya memanjatkan Puji dan syukur
Kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Bahwasannya berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah Kami dapat menyelsaikan penulisan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Kepada sahabat-sahabatnya dan mudah-mudahan sampailah kepada kita selaku
umatnya.
Makalah
yang berjudul “Keseimbangan AD (Aggregate Demand) – AS (Aggregate
Supply)” ini
merupakan tugas untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Ekonomi Pengantar
Makro. Penulisan makalah ini, tak semudah membalikan telapak tangan. Kami tak
jarang menemukan kendala dalam penulisannya, namun berkat do’a dan dukungan
dari berbagai pihak, Alhamdulillah Kami dapat menyelsaikan penulisan Makalah
ini dengan baik.
Akhir
kata Kami mohon maaf apabila masih ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya untuk Kami umumnya untuk para pembaca. Saran dan kritik
yang membangun sangat Kami harapkan demi kemajuan Kami selanjutnya.
Wassalamu’alaikun WR. WB
Garut, Desember 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR
GAMBAR.............................................................................................. iii
BAB
1 PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.
Latar Bekakang Masalah......................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan Masalah....................................................................................... 2
BAB II
LANDASAN TEORI................................................................................. 3
A.
Pengertian AD dan AS........................................................................... 3
B.
Perbedaan Teori Klasik dan Teori Keyness............................................ 3
C.
Pandangan Keynes terhadap Uang dan
Kegiatan Ekonomi................... 5
D.
Perkembangan Analisis AD-AS.............................................................. 6
BAB III
PEMBAHASAN....................................................................................... 8
A.
Analisis AD-AS...................................................................................... 8
B. Kurva
Permintaan Agregat (AD)............................................................ 9
C. Kurva
Penawaran Agregat (AS)............................................................. 11
D. Keseimbangan
Permintaan – Penawaran Agregat (AD-AS).................. 13
BAB
IV PENUTUP................................................................................................. 15
A. Kesimpulan............................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bentuk Kurva Penawaran Agregat SRAS dan LRAS............................. 8
Gambar 3.2 Bentuk Kurva Permintaan Agregat (AS)................................................ 10
Gambar 3.3 Bentuk Kurva Penawaran Agregat (AD)............................................... 11
Gambar 3.4 Bentuk Kurva Philips dan Penawaran Agregat (AS)............................. 12
Gambar 3.5 Keseimbangan
Makroekonomi (Keseimbangan AD-AS) ...................... 13
Gambar 3.6 Efek
Perubahan Kurva AD atau Kurva AS............................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keseimbangan struktur perekonomian merupakan faktor
utama dalam mencapai sasaran pembangunan dan salah satu ciri strategi
pembangunan yang harus dimiliki Indonesia yang mempunyai potensi sebagian dari
sektor pertanian yaitu kebijaksanaan pembangunan yang menjaga keterkaitan
antara sektor pertanian dengan sektor industri dalam bentuk agroindustri.
Paparan ini sesuai dengan progam jangka panjang pembanguna ekonomi di Indonesia
yaitu mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang antara sektor industri dan
pertanian.
Perekonomian Indonesia ditinjau dari sudut pandang
makro bukan hanya dipengaruhi oleh perekonomian yang terjadi di dalam negeri
namun juga perekonomian di negara-negara maju serta negara tujuan ekspor karena Karakteristik Perekonomian Indonesia
yang termasuk dalam kriteria “Small Open Economy ” menyebabkan
dinamika yang terjadi dalam perekonomian global dapat memengaruhi perekonomian
domestik. Terjadinya keseimbangan pasar keuangan nasional dengan pasar keuangan
internasional, sebagaimana negara-negara emerging markets lainnya, memberi
tantangan tersendiri bagi keseimbangan eksternal perekonomian Indonesia. Ruang
lingkup perekonomian dari ekonomi makro lebih luas cakupannya seperti tingkat
suku bunga, inflasi dan nilai tukar rupiah adalah variabel yang mempengaruhi
unsur-unsur di dalam permintaan agregat yang meliputi konsumsi privat,
investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor. Dengan semakin membaiknya
ketiga variabel tersebut, maka permintaan agregat juga akan mengalami
perbaikan. Selain permintaan agregat juga terdapat penawaran agregat yaitu
pasar tenaga kerja dan teknologi atau IPTEK. Agregat demand dan agregat supply
memiliki masing proporsi 50 persen dalam agregat perekonomian Indonesia, sehingga
penanganannya harus seimbang agar perekonomian nasional dapat berkembang seusai
dengan keinginan pemerintah agar masyarakat sejahtera.
Kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2012
diperkirakan oleh banyak pihak sebagai lebih baik daripada beberapa tahun
sebelumnya. Economic outlook yang optimistik dikeluarkan oleh Pemerintah, Bank
Indonesia, para ekonom, serta lembaga internasional. Optimisme itu bersumber
dari pencapaian variable makroekonomi tahun 2010 yang sedikit melebihi harapan,
disertai prediksi kondisi perekonomian dunia yang diyakini akan semakin
membaik, setelah dua tahun sebelumnya terpengaruh oleh krisis keuangan di
beberapa Negara maju. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2010 secara
umum memang melebihi harapan target ekonomi, Data yang dikeluarkan BPS
baru-baru ini memperlihatkan perkembangan perekonomian makro yang menuju
perbaikan. Peningkatan pun dinilai berdukungan sumber pertumbuhan yang makin
berimbang, diantaranya tercermin pada peran investasi dan ekspor yang
meningkat. Semua di dukung oleh arus masuk modal asing yang besar, kondisi
makroekonomi yang kondusif. Ditengah perekonomian yang membaik tersebut, pelaku
ekonomi masih mengakui akan adanya beberapa tantangan utama dalam perumusan
kebijakan, yaitu aliran masuk modal asing yang deras, ekses likuiditas yang
tinggi, tekanan inflasi yang cenderung meningkat, efisiensi dan daya saing
sektor perbankan yang masih rendah serta berbagai kendala di sektor
riil.Tantangan terkait dengan aliran masuk modal asing yang deras tidak terlepas
dari pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Pengertian AD-AS?
2. Perbedaan Teori Klasik dan Teori Keynes?
3. Pandangan Keynes Terhadap Uang dan Kegiatan Ekonomi?
4. Perkembangan Analisis AD-AS?
C. Tujuan Masalah
1.
Sebagai sarana pembelajaran dari mata kuliah Ekonomi
Pengantar Makro.
2.
Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang
diberikan oleh Dosen Mata kuliah Ekonomi Pengantar Makro.
3.
Untuk memahami tentang analisis Keseimbangan AD-AS.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Aggregrat Demand (AD) dan Aggregrate Supply (AS)
Aggregrate
Demand atau Permintaan Agregat adalah tingkat pengeluaran yang akan dilakukan
dalam ekonomi pada berbagai tingkat harga.
Aggregrate
Supply atau Penawaran Agregat adalah penawaran barang dan jasa yang dilakukan perusahaan
– perusahaan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga, sedangkan Pengeluaran
Agregat adalah menggambarkan tentang hubungan
antara pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional.
Dari sifat-sifat Permintaan Agregat (AD) dan Penawaran agregat (AS) dapat
disimpulkan bahwa analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan ekonomi negara
dalam keadaan harga yang mengalami perubahan. Analisis tersebut bertujuan untuk
melengkapi analisis penawaran agregat-pengeluaran agregat (Y = AE)
B.
Perbedaan
Teori Klasik dan Teori Keyness
PANDANGAN
KLASIK
|
PANDANGAN
KEYNESS
|
1. Perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.
|
1. Tingkat permintaan efektif yaitu pengeluaran agregat dan
permintaan agregat akan menentukan sejauh mana produksi nasional akan
diwujudkan dalam ekonomi dan kesempatan kerja akan dicapai.
|
2.
Penawaran
dengan sendirinya menciptakan permintaan (supply creates its own demand).
Maksudnya: dalam ekonomi terdapat cukup banyak permintaan dan oleh sebab itu
setiap jenis barang yang diproduksikan akan dapat terjual di pasar.
|
2.
Dalam
perekonomian, kesempatan kerja penuh tidak akan selalu dicapai. Yang kerap
berlaku adalah masalah pengangguran
|
3. Segi penawaran adalah sangat penting peranannya dalam menentukan
kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional sesuatu negara.
|
|
Dari Analisis Keynesian
Sederhana ke Analisis AD-AS
Perbedaan Teori klasik
dan Teori Keynes
Analisis keseimbangan
pendapatan nasional merupakan analisis penentuan kegiatan ekonomi negara yang
dikenal sebagai “analisis Keynesia Sederhana” atau “Simple Keynesian analysis”.
Dinamakan demikian oleh karena pokok-pokok dari pemikiran tersebut dikembangankan
oleh seorang ahli ekonom Inggris, yaitu John Maynard Keynes, daam bukunya “The
General Theory of Employement, Interest and Money”, dan dia dinamakan sederhana
oleh karena analisis itu belum memperhatikan peranan uang dan suku bunga dalam
penentuan kegiatan ekonomi.
Pandangan klasik
Buku Keynes tersebut
mengkritik padangan ahli-ahli ekonomi klasik yang berkeyakinan bahwa
perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Menurut ahli-ahli
ekonomi klasik seperti yang dicontohkan oleh Hukum Say atau pandangan Jean
Baptish Say-seorang ahli ekonomi Perancis:”supply creates its own demand”.
Dalam bahasa Indonesia ungkapan itu dapat dinyatakan sebagai “penawaran dengan
sendirinya menciptakan permintaan”. Maksudnya adalah dalam ekonomi terdapat cukup
banyak permintaan dan oleh sebab itu setiap jenis barang yang diproduksikan
akan dapat terjual di pasar. Wujudnya permintaan agregat cukup besar ini akan
menjamin terciptanya tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi yang menggunakan
semua faktor produksi yang tersedia.
Berdasarkan kepada
keyakinan ini selanjutnya ahli-ahli eonomi klasik berpendapat bahwa di setiap
perekonomian akan selalu dicapai kesempatan kerja penuh. Dalam masyarakat
ekonomi dan pendapatan nasional ditentukan oleh kemampuan negara tersebut untuk
menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia untuk memproduksi barang dan
ajsa. Dengan kata lain, penentuan produksi nasional dapat dinyatakan dengan
menggunakan persamaan berikut :
Y= f(K,L,Q,T)
Dimana :
Y adalah pendapatan nasional yang diwujudkan dalam perekonomian.
K adalah jumlah barang modal yang tersedia.
L adalah tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia.
Q adalah jumlah kekayaan alam yang telah dikembangkan dan digunakan.
T adalah tingkat teknologi yang digunakan dalam berbagai kegiatan
produksi.
Dua kelemahan penting
Analisis Keynesian
Apabila diperhatikan
bentuk analisis AD-AS, dan membandingkannya dengan analisis makroekonomi
Keynesian, pada dasarnaya dapat ditunjukan dua kelemahan penting dari analisis
Keynesian, yaitu :
1. Analisis Keynesian tidak memperhatikan efek perubahan harga-harga terhadap
pengeluaran agregat dan keseimbanagn pendapatan nasional.
2. Analisis Keynesian mengabaikan peranan penawaran agregat dalam menentukan
keseimbangan pendapatan nasional. Analisis Keynesian tidak menganalisis
mengenai ciri-ciri penawaran agregat, dan bagaimana penawaran agregat akan
mempengaruhi keseimbanagn pendapatna nasional.
C.
Pandangan
Keyness Terhadap Uang dan Kegiatan Ekonomi
Ahli – ahli ekonomi klasik berpendapat “money is neutral” atau uang adalah
netral. Maksudnya uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Menurut ahli
– ahli ekonomi klasik, kesempatan kerja penuh selalu dicapai. Dalam keadaan
seperti ini pendapatan nasional tidak dapat ditambah. Apabila jumlah uang dalam
ekonomi bertambah, menurut ahli – ahli ekonomi klasik, perubahan ini tidak
dapat menaikkan pendapatan nasional. Pertambahan tersebut hanya akan
meningkatkan harga – harga barang dalam perekonomian. Pandangan ini
dinamakan TEORI KUANTITAS.
Teori Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi sangat berbeda
dengan pendapat ahli – ahli ekonomi Klasik. Bagi Keynes uang tidak netral. Artinya
: perubahan – perubahan dalam jumlah uang dalam ekonomi dapat mempengaruhi
kegiatan perekonomian. Perbedaan pandangan ahli – ahli ekonomi Klasik dengan
Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi dan tingkat harga dapat
dibedakan kepada dua aspek:
1. Perbedaan pandangan dalam penentuan suku bunga.
2. Perbedaan pandangan mengenai efek perubahan jumlah uang dalam ekonomi (atau
jumlah penawaran uang) kepada kegiatan ekonomi.
Ø Penentuan Suku Bunga
Suku bunga ditentukan oleh tabungan yang tersedia
dalam masyarakat dan permintaan dana modal untuk investasi. Kedua faktor
tersebut ditentukan oleh suku bunga. Maka perubahan tabungan dan perubahan
permintaandana modal akan menimbulkan perubahan kepada suku bunga. Menurut
Keynes suku bunga ditentukan oleh penawaran uang dan permintaan uang.
Ø Uang dan Kegiatan Ekonomi
Ahli –ahli ekonomi
klasik berpendapat uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan produksi
nasional. Ini disebabkan karena kesempatan kerja penuh sudah dicapai. Keynes
berpendapat bahwa perubahan jumlah uang akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.
Hubungan antara perubahan jumlah uang dengan kegiatan ekonomi akan melalui
proses berikut:
1. Perubahan jumlah uang akan mempengaruhi suku bunga. Apabila jumlah uang
bertambah suku bunga akan turun.
2. Penurunan suku bunga akan menambah investasi dalam perekonomian.
3. Pertambahan dalam investasi akan menambah pengeluaran agregat dan
selanjutnya pertambahan pengeluaran agregat ini akan menambah pendapatan
nasional.
D.
Perkembangan
Analisis AS-AS
1. Pandangan pokok Teori Makroekonomi Keynesian
Pandangan Keynes
meliputi tiga aspek sebagai berikut :
a) Peranan pengeluaran agregat
b) Penentuan suku bunga dan peranan uang
c) Peranan pemerintah dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu
tahun tertentu.
a)
Peranan Pengeluaran Agregat
Analisis Keynes merupakan analisis jangka pendek yang memperhatikan
perubahan kegiatan ekonomi sebagai akibat dari perubahan pengeluaran agregat.
Dalam analisis itu tidak diperhatikan mengenai perkembangan teknologi dan
perubahan kualitas faktor – faktor produksi. Jumlah dan kualitas faktor – faktor
produksi dianggap tetap. Oleh sebab itu dalam analisis tersebut terdapat
pertalian yang erat diantara pengeluaran agregat dengan kegiatan ekonomi,
produksi nasional dan tingkat kesempatan kerja. Apabila pengeluaran agregat
bertambah maka kegiatan ekonomi, produksi nasional dan kesempatan kerja akan
meningkat. Peningkatan kesempatan kerja akan mengurangi pengangguran.
b)
Peranan Uang dan Suku Bunga
Keynesian meneranglkan efek perubahan penawaran uang kepada kegiatan
ekonomi melalui rangkaian peristiwa berikut:
ü Efek peubahan penawaran uang ke atas suku bunga
ü Efek perubahan suku bunga ke atas investasi
ü Efek perubahan investasi ke atas pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional.
Rangkaian peristiwa ini
dinamakan mekanisme transmisi.
c) Peranan Kebijakan Pemerintah
Analisis makroekonomi
Keynesian sangat menekankan kepada peranan pemerintah dalam mempengaruhi
kegiatan ekonomi. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, yaitu apabila
penentuan kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur oleh pasaran bebas, ekonomi akan menghadapi
masalaah sebagai berikut:
ü Ekonomi sukar untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
ü Terdapat perubahan yang besar dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.
Keynesian menekankan perlunya campur tangan pemerintah
dalam usaha untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tanpa inflasi.
Kebijakan pemerintah dibedakan menjadi dua, yakni: kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Analisis Permintaan Agregat – Penawaran Agregat (AD-AS)
Analisis AD-AS
merupakan model penentuan keseimbangan dengan menggunakan pemisahan harga
berubah. Dalam analisis AD-AS, Penawaran Agregat dibedakan atas :
§ Penawaran Agregat Jangka Pendek (
Short Run Aggregate Supply) atau SRAS.
Kurva SRAS adalah kurva
yang terus menerus melengkung ke atas dan memotong garis tegak pada Yf , kurva
AS semakin tinggi tingkat kenaikannya. Berbentuk horizontal, karena upah
dan harga kaku pada tingkat yang sudah ditentukan sebelumnya. Karena itu,
pergeseran dalam permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan kerja.
§ Penawaran Agregat Jangka Panjang (
Long Run Aggregate Supply) atau LRAS.
Dalam jangka panjang, kurva
penawaran agregat berwujud vertical karena output di tentukan oleh jumlah modal
dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi, tetapi tidak oleh tingkat harga.
Karena itu, pergeseran permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi
tidak output atau kesempatan kerja.
Gambar 3.1 Bentuk Kurva Penawaran Agregat SRAS dan LRAS
B.
Kurva Permintaan Agregat (AD)
1. Definisi Kurva Permintaan Agregat (AD)
Kurva AD didefinisikan
sebagai suatu fungsi atau kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat
harga dengan jumlah pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian.
2. Sifat Utama Kurva AD
Kurva AD selalu
merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas ke kanan-bawah. Artinya “Semakin Rendah Tingkat Harga, Semakin Besar
Permintaan Agregat Yang Wujud Dalam Perekonomian”. Sifat Kurva AD menurun
ke bawah ini disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini :
a) Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga
Dalam suatu waktu
tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah tetap. Tingkat gaji dan
upah dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah pendapatan yang
diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkst harga berbeda,
daya beli pendapatan yang diperoleh itu adalah berbeda. Semakin rendah tingkat
harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan kata lain,
Nilai rill pengeluaran agregat akan semakin meningkat, apabila tingkat harga
semakin rendah.
b) Tingkat Harga, Suku Bunga, dan Investasi
Pada umumnya terdapat
perkaitan yang cukup rapat diantara perubahan tingkat harga dengan suku bunga.
Apabila harga adalah stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah, suku bunga
cenderung akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi inflasi, suku
bunga cenderung akan semakin tinggi.
Terdapat perkaitan yang
rapat pula diantara suku bunga dengan Investasi yaitu semakin tinggi suku bunga
akan menyebabkan penurunan dalam investasi. Kemerosotan Investasi neyebabkan
pengurangan pengeluaran agregat. Dengan demikian kenaikan harga akan
menimbulkan proses perubahan berikut :
ü Harga naik menyebabkan suku bunga naik
ü Suku bunga naik menyebabkan investasi turun
ü Investasi yang merosot menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional rill merosot.
c) Tingkat Harga, Ekspor, dan Impor
Betbagai negara,
terutama negara-negara yang telah maju
sektor induatrinya, akan mengeluarkan barang yang sama jenisnya. Oleh karena
itu tingkat harga akan menjadi salahsatu faktor penting dalam menentukan ekspor
dan impor di suatu negara. Secara umum
dapat dikatakan :
ü Apabila barang-barang dalam suatu negara relatif lebih murah, ekspor akan
meningkat, dan Impor berkurang dan sebaliknya
ü Apabila barang-barang dalam suatu negara relatif lebih mahal, ekspor
akan merosot dan impor meningkat.
Berdasarkan sifat ini dapat disimpulkan:
ü Kenaikan-harga akan menurunkan ekspor neto (Ekspor dikurangi Impor).
ü Pengurangan ekspor neto akan menurunkan pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional rill.
3. Bentuk Kurva Permintaan Agregat (AD)
Gambar 3.2 Bentuk Kurva Permintaan
Agregat (AD)
C.
Kurva Penawaran Agregat (AS)
1. Definisi Kurva Penawaran Agregat (AS)
Kurva AS adalah suatu
kurva yang menggambarkan pendapatan nasional (nilai barang & jasa) yang akan diproduksikan sektor peusahaan pada
berbagai tingkat harga
2. Ciri-Ciri Kurva AS
a) Pada ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva AS relatif landai.
Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaan
pada harga yang relatif tetap karena :
ü Tingkat penggunaan barang modal belum mencapai kapasitasnya yang optimum.
ü Upah masih relatif tetap.
Tahap ini dicapai pada bagian AB dari kurva AS.
b) Dari titik B hingga titik C yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan
kerja penuh Kurva AS bertambah tingkat kenaikannya. Sebab : Pengangguran sudah
semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik sudah mencapai optimum
c) Sesudah tingkat kesempatan kerja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.
3. Bentuk Kurva Penawaran Agregat (AS)
Gambar 3.3 Bentuk Kurva Penawaran Agregat (AS)
4. Sifat Utama Kurva Penawaran Agregat (AS)
Bentuknya yang
melengkung ke atas berarti “semakin
tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah barang yang diproduksikan dan
ditawarkan para pengusaha”. Faktor yang memperngaruhi bentuk kurva AD
antara lain:
ü Dua penyebab kurva AS yang melengkung ke atas :
§ Ciri-ciri fungsi produksi
§ Ciri-ciri pasaran tenaga kerja
ü Efek hukum hasil tambahan yang semakin berkurang dalam jangka pendek,
fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Q=f (L)
Artinya : Jumlah output
atau nilai produksi rill, ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan.
ü Pasaran tenaga kerja dan kurva penawaran agregat
Semakin tinggi tingkat
harga, semakin banyak pendapatan nasional rill yang ditawarkan perusahaan dalam
perekonomian.
ü Tingkat pengangguran dan tingkat kenaikan upah
Terdapat hubungan yang
negatif antara kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran.
Kurva Philips yang
menerangkan ciri perhubungan antara :
§ Tingkat kenaikan upah dan tingkat pengangguran
§ Tingkat inflasi dan tingkat pengangguran
Gambar 3.4 Bentuk Kurva Philips dan Penawaran Agregat
(AS)
Dengan menggunakan
kurva philips dapat diterangkan :
§ Bentuk hubungan diantara upah dan tingkat kesempatan kerja
§ Bentuk kurva penawaran agregat
Berdasarkan Kurva Philips dapat
disimpulkan
§ Semakin tinggi kesempatan kerja, semakin tinggi tingkat upah
§ Apabila tingkat kesempatan kerja semakin sangat tinggi yaitu apabila
tingkat pengangguran rendah, kenaikan tingkat upah menjadi cepat
D.
Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS)
Keseimbangan pendapatan nasional yang ada didalam analisis AD-AS dinamakan
juga sebagai “Keseimbangan Makroekonomi” yang berarti suatu analisis yang
menerangkan bagaimana tingkat kegiatan ekonomi, pendapatan nasional rill dan
tingkat harga umum ditentukan. Artinya :
ü Dalam analisis AD-AS telah memasukan unsur perubahan harga dalam analisis
keseimbangannya
ü Perpotongan dititik E berarti permintaan agregat adalah sama dengan
penawaran agregat pada pendapatan nasional rill sebanyak Ye dan pada
Pe
ü Titik E merupakan kesimbangan yang akan di capai dalam perekonomian, karena
peusahaan tidak akan menambah atau mengurangi output yang diproduksi.
Gambar 3.5 Keseimbangan Makroekonomi
(Keseimbangan AD-AS)
Penyebab Perubahan
Keseimbangan
§ Efek Perubahan Kurva AD
Perubahan dalam
permintaan agregat yang tidak diikuti oleh perubahan penawaran agregat akan
menimbulkan perubahan harga dan pendapatan nasional rill ke arah bersamaan
yaitu kedua-duanya meningkat atau kedua-duanya merosot.
§ Efek Perubahan Kurva AS
Analisis mengenai
perubahan kurva penawaran agregat AS menunjukan bahwa perubahan tersebut akan
mengakibatkan perubahan harga dan pendapatan nasional rill ke arah yang
bertentangan.
Gambar 3.6 Efek Perubahan Kurva AD atau Kurva AS
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kurva
permintaan agregat AD dibentuk oleh keseimbangan Y = AE yang berlaku pada
tingkat harga yang berbeda. Dalam perekonomian pengeluaran agregat meliputi AE
= C + I + G+ (X – M). Dengan demikian kurva AD dibentuk oleh nilai AE pada
berbagai tingkat harga. Kurva AD menurun ke bawah, dari sisi kiri ke arah
kanan, dan berarti semakin rendah harga semakin besar permintaan agregat. Sifat
yang demikian disebabkan oleh faktor-faktor berikut : (1) pendapatan riil dan
konsumsi rumah tangga meningkat apabila harga turun, (2) semakin stabil
harga-harga, semakin rendah suku bunga dan menyebabkan investasi meningkat, dan
(3) harga yang semakin rendah akan menambah ekspor dan mengurangi impor perubahan-perubahan dalam komponen pengeluaran agregat,
yaitu C,I,G,X dan M akan menggeser kurva AD. Kurva AD akan bergeser ke kanan
apabila C, I, G, dan X (masing-masing atau gabungannya) bertambah, dan akan
bergeser ke kiri apabila M bertambah. Kenaikan S dan T juga akan menggeser AD
ke kiri.
Dalam
analisis AD-AS, kurva penawaran agregat AS berbentuk melengkung ke atas dari
kiri ke kanan. Kurva AS seperti ini berbeda dengan yang selalu digambarkan
berdasarkan teori klasik (yaitu tegak lurus pada pendapatan nasional yang
dicapai pada kesempatan kerja penuh) dan yang digambarkan berdasarkan teori
keynes (yaitu berbentuk huruf L yang dibalikkan arahnya) bentuk kurva AS yang
melengkung ke atas tersebut didasarkan kepada dua teori dalam analisis teori
mikro ekonomi (yaitu teori biaya produksi dan teori pasaran tenaga kerja) dan
hasil dari studi empirikal.
Keseimbangan
pendapatan nasional, yang dalam analisis AD-AS dinamakan juga sebagai
keseimbangan makroekonomi, dicapai apabila kurva AD berpotongan dengan kurva
AS. Keseimbangan ini akan menentukan tingkat harga yang berlaku dalam
perekonomian dan pendapatan nasional riil yang akan diwujudkan. Keseimbangan
ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Secara analisis, perubahan
keseimbangan itu dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: perubahan AD saja,
perusahaan AS saja, dan perubahan serentak atau secara berturutan dalam AD dan
AS.
Komentar
Posting Komentar