Kuis dan Kisi-Kisi UTS PAI



                                                     Kuis dan Kisi-Kisi UTS PAI
1.      Pengertian Pendidikan Secara Umum
Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga, dan yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana memberikan atau mendapat pendidikan dengan baik dan benar, agar manusia tidak terjerumus dalam kehidupan yang negatif. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah. 

2.      Pengertian Proses Pendidikan
 Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menetukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.

3.      Makna Proses Pendidikan Islam
Proses pendidikan islam merupakan bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Dengan kata lain kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama islam. Maknanya sangatlah penting, karena dengan adanya proses pendidikan agama islam, para pendidik dapat memberikan pendidikan moral yang baik bagi peserta didik, dan ketika peserta didik mempraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat akan memberikan dampak yang positif, sehingga terbentuklah kepribadian yang baik di masyarakat bagi peserta didik, serta berusaha mendidikan individu mukmin agar tunduk, bertaqwa, dan beribadah dengan baik kepada Allah, sehingga memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat.

4.      3 Tujuan Proses Pendidikan
1)      Kemampuan Kognitif
Kognitif dalam bahasa Latin cognitio yang berarti “Pengenalan”. Istilah ini mengacu baik kepada perbuatan atau proses mengetahui maupun pengetahuan itu sendiri. Proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir. Kognitif menekankan pada tujuan atau kemampuan intelektual, seperti:
a.       Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
b.      Pemahaman (comprehension)
c.       Penerapan (application)
d.      Analisis (analysis)
e.       Sintesis (syntesis)
f.       Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
2)      Kemampuan Afektif
Afektif berasal dari bahasa Latin affectio yang berarti “keadaan tersentuh, tergerak”. Afektg berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
a.       Menerima atau Memperhatikan (Receiving atau attending
b.      Menanggapi mengandung arti “adanya partisipasi aktif” (Responding)
c.       Menilai atau Menghargai (Valuing)
d.      Mengatur atau Mengorganisasikan (Organization)
e.       Karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai (Characterization by evalue or calue complex)
3)      Kemampuan Psikomotor
Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:
a.  Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung
b. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap
c. beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

5.      Perbedaan Proses Pendidikan Umum dengan Proses Pendidikan Islam
Proses Pendidikan Umum merupakan program pendidikan yang mengembangkan keseluruhan kepribadian siswa dan mahasiswa agar setiap dalam berpikir ilmiah dan mengelola emosi dilandasi etika dan moral yang berfungsi membina siswa dan mahasiswa menjadi warga Negara yang baik. Tujuannya adalah menyiapkan latar belakang akademik yang kaya dengan ilmu-ilmu sosial dan juga ilmu-ilmu pengetahuan yang terorganisir.
Ruang lingkup Pendidikan Umum ialah mencerminkan tujuan pendidikan yang dijadikan landasan filosofis pendidikan. Secara umum pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan pengembangan kemapuan yang dimiliki. Sedangkan, proses pendidikan menurut pandangan islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan iman. Apabila kedua hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan akan sangat maksimal dan menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan akhlak yang mulia.

6.      Apakah saudara telah mengikuti proses pendidikan dan apakah telah berhasil? Bagaimana cara mengukur belum atau telah berhasilnya proses pendidikan?
Saya sudah mengikuti proses pendidikan selama di PAUD, TK, SD, SMP, SMK, dan sedang berlangsung melanjutkan ke Pendidikan Tinggi.
Menurut saya, dikatakan sebagian belum berhasil, karena minimnya kemampuan yang saya miliki, terhadap kemampuan Skill atau Keterampilan. Bagi saya, cara mengukur belum atau sudah berhasilnya proses pendidikan, bisa diukur melalui kemampuan Kognitif (Pengetauhan), Apektif (Penalaran), Psikomotorik (Kemampuan). Jika, kemampuan yang dimiliki seseorang termasuk ketiga aspek tersebut ada, maka dikatakan sudah berhasil menempuh proses pendidikan  dan dikatakan belum berhasil apabila mempunyai kekurangan dalam tiga aspek tersebut.

7.      Analisis proses pendidikan di Kab. Garut telah dikatakan berhasil. Mengapa?Prediksi Proses Pendidikannya kedepan, dan harus bagaimana idealnya?
Proses pendidikan di Kab. Garut telah dikatakan sudah berhasil, karena masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya proses pendidikan. Apalagi sudah diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Proses pendidikan masyarakat sangat meningkat, karena adanya persaingan perekonomian Asean yang sangat begitu ketat di kalangan dunia industri selalu melihat dari proses pendidikannya sampai mana.
Menurut prediksi saya, proses pendidikan kedepannya akan selalu meningkat, dikarenakan banyak faktor-faktor yang mendudukung untuk melaksanakan proses berlangsungnya pendidikan. Idealnya, pemerintah atau perusahaan-perusahaan bonafid, untuk terus lebih ditingkatkan lagi dalam memberikan bantuan-bantuan beasiswa atau dana untuk proses pendidikan, supaya masyarakat yang tidak mampu bisa mengikuti proses pendidikan.

8.      Perbedaan Kholaqo dan dJa’la dalam konteks Kejadian Manusia?
Dalam al-Qur’an banyak ayat-ayat yang berbicara tentang proses kejadian manusia, ada yang menerangkan secara global, seperti pada ayat; Qs.al-Insan ayat 2, Qs. As-Sajdah ayat 8-9, Qs. An-Najm ayat 32, dan seterusnya. Kemudian ada yang menerangkan secara rinci seperti Qs. Al-Mu’minun ayat 12-14, dan Qs. Al-Hajj ayat ;5.
Diantara ayat-ayat tersebut banyak yang memakai redaksi  “khalaqa” dari pada “ja’ala”, hal ini mengandung makna tersendiri dalam konteks pembicaraan penciptaan manusia. Kata khalaqa mengandung pengertian “ibda’ al-syai’ min ghairi ashl, wa la ihtida” (penciptaan sesuatu tanpa asal/pangkal dan tanpa contoh terlebih dahulu), sedangkan kata ja’ala yang biasa diartikan menjadikan, merupakan lafadz yang bersifat umum yang berkaitan dengan semua aktivitas dan perbuatan. M.Quraish Syihab, mengatakan lafadz “khalaqa” memberikan aksentuasi tentang kehebatan dan kebesaran atau keagungan Allah dalam ciptaan-Nya, sedangkan “ja’ala” mengandung aksentuasi terhadap manfaat yang harus atau dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan itu. Seperti pada Qs. Ar-rum;21 dan Ali Imran ; 190-191.

9.      Proses Penciptaan atau Kejadian Reproduksi Manusia
Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah terjadi dalam dua tahap. Pertama, tahapan primordial, yakni proses kejidian nabi Adam a.s, yaitu nabi Adam a.s, sebagai manusia pertama diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalam diri (manusia) tersebut. Kedua, tahapan biologi, yakni manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh. Allah berfirman dalam Q.S Al-Mu’minun ayat 12-14
Description: Hasil gambar untuk surah al mukminun ayat 12-14 
10.  Nilai-nilai Pendidikan Proses Kejadian Manusia
a.       Kesabaran dan kedisiplinan
Proses kejadian manusia dalam rahim ibu berlangsung secara bertahap, tidak langsung jadi. Tahapan-tahapan tersebut berlangsung secara teratur mulai dari nuthfah, menjadi darah terus menjadi segumpal daging hingga ditiupkan ruh kepadanya dan menjadi manusia. Itu semua menandakan kesabaran dan kedisiplinan, baik dalam waktu (tiap 40 hari) maupun proses perkembangannya. Di samping itu manusia dalam usaha untuk menghasilkan keturunan juga dituntut untuk bersabar.
b.      Pasrah dan taat
Dari urut-urutan/tahapan-tahapan proses terciptanya manusia, manusia tidak bisa memilih. Artinya manusia tidak bisa menginginkan dilahirkan dalam lingkungan yang serba ada (kaya) atau sebaliknya. Manusia pasrah/menerima apa adanya karena ketidakberdayaan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya. Di samping itu dari unsur pasrah tadi manusia senantiasa menjadi taat kepada Sang Pencipta.
c.       Potensi mendidik dan dididik
Selama proses tersebut, manusia tanpa disengaja menerima stimulan-stimulan dari luar sehingga tanpa disadari manusia meski belum dilahirkan ke dunia (dalam kandungan) sudah belajar dari stimulan-stimulan tadi. Sehingga ketika manusia itu lahir, sudah mempunyai potensi untuk meneruskan belajarnya yang membawa manusia mempunyai potensi mendidik dan dididik.
d.       Potensi Melindungi dan ingin dilindungi
Selama proses tersebut, manusia sudah pasti mendapatkan perlindungan dari orang tuanya. Ibu yang mengandung bayi (bakal manusia baru) akan melindungi bayinya dengan penuh kasih sayang sampai bayi tersebut terlahir kedunia. Jadi bayi yang dikandung tersebut yang telah mendapat perlindungan dari orang tuanya secara otomatis mempunyai potensi melindungi dan ingin dilindungi jika kelak sudah menjadi manusia yang sebenarnya.
e.       Tanggung Jawab
Nilai ini sesuai dengan fungsi manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia dengan tahapan-tahapan selama proses penciptaan manusia hingga manusia terlahir di dunia sudah mengemban tugas (amanah) dari Sang Pencipta, yaitu sebagai khalifah di bumi. Untuk itu memilki tanggung jawab yang besar ketika manusia itu lahir.

11.  Manusia sewaktu dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, berikan contohnya!
Manusia sewaktu dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah/Suci.
Dari Abu Hurairoh, ia berkata, Rasulallah saw bersabda, “Tidaklah seorang anak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nashrani, dan Majusi, sebagaimana dilahirkannya binatang ternak dengan sempurna, apakah padanya terdapat telinga yang terpotong atau kecacatan lainnya?. Kemudian Abu Hurairoh membaca, Jika engkau mau hendaklah baca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus. (Hadits tersebut ditakhrij oleh Bukhori, Muslim, Ibnu al-Mundzir, Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Mardawaeh).
Ayat Al-quraan yang sama maksudnya dengan hadis diatas:
                                        
Description: Hasil gambar untuk Ar-rum ayat 30Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum ayat 30).

Dan sejak lahir, manusia diberi bekal untuk berkembang
Allah berfirman dalam QS An-Nahl ayat 78

Description: Hasil gambar untuk An-nahl ayat 78Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur

Contohnya:
Anak itu amanat bagi kedua orang tuanya, hatinya fitrah, permata yang indah jika ia dibekali dan diajarkan kebaikan, maka ia akan tumbuh dalam kebaikan dan bahagia di dunia dan di akhirat. Jika ia dibekali kejelekan dan diabaikan sebagaimana binatang ternak maka ia akan celaka dan binasa. Memeliharanya dengan cara mendidiknya dan mengajarkan dengan akhlak yang baik.

12.    Hakikat Tugas, Fungsi dan Tujuan Hidup Manusia
  Hakikat Manusia
Pengertian Hakikat Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri.
Pengertian Manusia dari sisi penciptaannya ialah makhluk Tuhan yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lain yang secara  individu ia memiliki keunikan tersendiri, manusia juga sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk susila. Manusia terdiri dari dua komponen yaitu jasmani dan ruhani yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. manusia dari sisi penciptaannya ialah makhluk Tuhan yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lain yang secara  individu ia memiliki keunikan tersendiri, manusia juga sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk susila. Manusia terdiri dari dua komponen yaitu jasmani dan ruhani yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Hakikat Manusia adalah sebagai berikut :
a.       Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.       Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya.
e.        Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
f.       Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

Fungsi dan Tujuan Manusia
Berpedoman pada QS Al-Baqarah ayat 30

Description: Hasil gambar untuk al baqarahayat 30Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Status dasar manusia yang mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt. Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di antaranya adalah:Belajar, Mengajarkan ilmu, Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

13.  Ilmu pengetahuan sebagai hasil pengembang daya fikir manusia?
Mengapa kita dituntut untuk terus mencari, dan mengaplikasikan ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan IT?
Memang benar bahwa, ilmu pengetahuan adalah hasil dari pengembang daya fikir manusia, karena pengetahuan merupakan sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Seseorang yang tahu lebih banyak adalah lebih baik kalau dibanding dengan yang tidak tahu apa-apa. Berfikir juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan, dalam tahapan selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi pondasi penting bagi kegiatan berfikir yang lebih mendalam. Ketika Adam diciptakan dan kemudian Allah mengajarkan nama-nama, pada dasarnya mengindikasikan bahwa Adam (Manusia) merupakan Makhluk yang bisa Berfikir dan berpengetahuan, dan dengan pengetahuan itu Adam dapat melanjutkan kehidupannya di Dunia.
Manusia dituntut untuk terus mencari, dan mengaplikasikan ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan IT, karena manusia derajatnya  lebih tinggi dari pada hewan. Manusia mempunyai penggunaan akal untuk berfikir dan berpengetahuan serta mengaplikasikan pengetahuannya bagi kepentingan kehidupan sehingga berkembanglah masyarakat beradab dan berbudaya, disamping itu kemampuan tersebut telah mendorong manusia untuk berfikir tentang sesuatu yang melebihi pengalamannya seperti keyakinan pada Tuhan yang merupakan inti dari seluruh ajaran Agama. Oleh karena, itu carilah ilmu dan berfikirlah terus agar posisi kita sebagai manusia menjadi semakin jauh dari posisi hewan dalam konstelasi kehidupan di alam ini.

14.  Manusia disebut makhluk yang senantiasa berfikir
Tuhan menciptakan dua macam benda sebagai pengisi bumi yang sifatnya organis dan anorganis. Benda hidup disebut makhluk yang memiliki ciri-ciri unik dan memiliki tingkatan (tumbuhan, hewan, manusia), serta tunduk pada hukum biologis. Benda tak hidup bersifat mati, tetap dan tunduk pada hukum alam (deterministis), terdiri dari benda yang berwujud padat, cair dangas.
Makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan benda tak hidup, yaitu dapat berkembang biak, bernafas, dapat bergerak, melakukan adaptasi, serta peka terhadap rangsang (iritabilitas). Manusia sabagai mahluk hidup sama seperti mahluk hidup lainnya mempunyai ciri hidup, yaitu berkembang biak, memerlukan nutrisi, bergerak tumbuh dan berkembang, beradaptasi serta peka terhadap rangsang. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan partikularistik (unik). Keunikan manusia antara lain karena ia memiliki kecerdasan (homo sapiens), dapat membuat alat-alat (homo faber), dapat berbicara (homo longuens), hidup bermasyarakat (homo socius), melakukan kegiatan usaha (homo aeconomicus), memiliki berkeyakinan (homo religius), berbudaya (homo humanis), serta tahu akan keindahan (homo aestheticus). Itu sebabnya Manusia diciptakan untuk memiliki Akal oleh Allah SWT, sebagai makhluk yang senantiasa selalu berfikir.

15.  Apakah ilmu sebagai alat pengembang daya fikir?
Daya pikir disebut juga sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seseorang untuk berfikir dan mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang mengakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung oleh kemampuannya bertanya.
Kemampuan kognitif menunjuk kepada proses dan produk dari dalam akal, pikiran manusia yang membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan, menggolongkan, memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan membayangkan kejadian dan mimpi.

16.  Hakikat penilai (kolb), penglihatan, dan pendengaran yang dapat mengembangkan potensi manusia yang berkualitas
Dalam eksistensinya manusia tidak dapat dipisahkan dari ketergantungannya pada orang lain, karena manusia merupakan makhluk sosial. Mengenai  potensi manusia, kitab suci Al-Quran memperkenalkan dua kata kunci untuk memahami manusia secara komprehensif yaitu al-insan dan al-basyar. Kata insan jika dilihat dari asal kata anasa mempunyai arti melihat, mengetahui dan minta izin. Hal ini berarti bahwa adanya keterkaitan manusia dengan kemampuan penalaran yaitu melalui penalaran manusia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, dapat mengetahui mana yang benar dan yang salah, dan  terdorong untuk meminta izin untuk menggunakan sesuatu yag bukan miliknya
Pengertian ini menunjukkan adanya potensi untuk dapat dididik pada diri manusia, artinya manusia merupakan makhluk yang dapat diberi pelajaran atau pendidikan. Kemudian kata insan bila dilihat dari asal kata nasiya yang artinya lupa, menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari lupa dan salah.
Adapun kata basyar adalah jamak dari kata basyarah yang artinya permukaan kulit kepala, wajah, dan tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. Dalam Al-Quran pemakaian kata basyar memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan kata tersebut adalah anak Adam yang biasa makan dan berjalan di pasar-pasar. Dengan demikian kata basyar mengacu kepada manusia dari aspek lahiriyah
Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa manusia, dilihat dari kaitannya dengan kata insan, merupakan makhluk yang potensial. Potensi-potensi yang dimiliki manusia tersebut menjadi alat utama dalam memperoleh pengajaran dan pendidikan. Kemudian jika dikaitkan dengan kata basyar, manusia satu dengan lainnya merupakan makhluk yang sama dari aspek lahiriyahnya, yaitu makhluk yang memiliki kesamaan dalam bentuk tubuh, makan dan minum dari sumber yang sama dari alam ini, sama mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan pada akhirnya akan menemui ajalnya, kembali kepada Sang Khaliq.
Jadi pada dasarnya manusia memiliki potensi jasmani dan rohani. Potensi jasmani mengacu pada kata basyar dan potensi rohani mengacu pada kata insan. Dengan potensi tersebut mampu menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, sebagai pendukung, penerus dan pengembang kebudayaan.
Manusia merupakan makhluk yang sangat luar biasa dengan segala potensi yang dimilikinya. Pada saat sekarang ini telah banyak terjadi perkembangan dan kemajuan yang dibuat oleh manusia. ini disebabkan oleh potensi otak manusia yang luar biasa hebat. Kemampuan otak manusia dapat menerima dan menyimpan banyak memori. Dengan pemanfaatan otak ini manusia telah banyak menciptakan inovasi baru. Untuk itu manusia hendaknya selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah, salah satunya dengan memanfaatkan fungsi otak kearah yang lebih baik yang akan menjadikannya makhluk yang bermartabat, baik dimata Allah maupun dalam pandangan masyarakat.
Pada hakikatnya manusia sejak lahirnya telah diberi oleh Allah berbagai macam potensi. Potensi-potensi tersebut berupa potensi untuk mendengar (sam’a), potensi untuk melihat (abshara), dan potensi memahami dengan hati (af-idah). Ketiga potensi tersebut merupakan potensi dasar yang perlu dikembangkan sebaik dan semaksimal mungkin.

17.  Hubungan perasaan dengan pendekatan diri kepada Allah
Mendekatkan diri kepada Allah SWT (Taqarrub)
Dalam istilah akhlak, kata ini diartikan dengan upaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Pada dasarnya manusia dekat dengan Allah. Kedekatan manusia dengan Allah di sini bukan dalam arti fisik, karena Allah dengan semua sifat dan perbuatan-Nya tidak mungkin dibayangkan dalam bentuk materi yang dapat dibayangkan. Sesuatu yang mungkin dibayangkan adalah materi dan Allah bukan bersifat materi. Antara Allah dan manusia tidak ada jarak ruang dan waktu dalam arti materi. Antara Allah dengan manusia yang jaraknya disebut oleh Al-Qur’an dengan qarib (dekat) bermakna abstrak, yaitu jarak yang terjadi antara rohani (hati) manusia dengan Allah.
Dekatnya Allah kepada manusia dinyatakan dalam ayat-ayat Allah yaitu:
Description: Hasil gambar untuk qs albaqarah ayat 186
Artinya : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalamkebenaran”
(QS. Al-Baqarah ayat 186)

Description: Hasil gambar untuk qs al qaf ayat 16
Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
18.  Anjuran Al-quran tentang penggunaan perasaan
Perasaan  dikenal sebagai keadaan sadar, seperti :
a.    Mukminun (Orang-Orang yang Beriman)
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (Al Mukminun 23:1)
Iman asalnya dari kata amana, satu akar kata dengan aman dan amanah. Iman terdiri dari rukun berikut: percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasul, hari kebangkitan, dan qadha & qadar-Nya (H.R. Bukhari). Iman amat berkait rapat dengan Islam yaitu: bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan solat, menunaikan zakat, berpuasa pada bukan Ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji. Iman itu perlu dikatakan melalui lisan, diyakini dengan hati dan diamalkan dengan perbuatan.
Iman seseorang itu dapat bertambah dan berkurang. Agar iman kita bertambah perlulah kita mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan ibadah-ibadah fardhu dan sunat dan perlulah bermujahadah melawan nafsu yang mengajak kepada kemalasan dan dosa. Proses mendekatkan diri kepada Allah itu perlulah dilakukan secara istiqamah yaitu dengan secara terus-menerus.
b.    Ulil Albab (Ahli Fikir)
Allah menganugerahkan al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi kurnia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (Al Baqarah 2:269)
Ulil Albab adalah hamba yang menggunakan daya akalnya dengan optimum mulai dari berfikir (takfir), mengingat (tadzkir), menghafal (tahfidz), berimaginasi (tahyil) dan memahami (tahfim) kehidupan melalui ayat-ayat Allah baik yang tersurat (Al-Quran) ataupun yang tersirat (penciptaan alam) dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (iaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Ali-Imran 3:190-191)
Akal haruslah digunakan untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah. Akal juga haruslah digunakan untuk membezakan perkara yang baik dan perkara yang buruk. Manusia yang tidak menggunakan akalnya untuk tujuan kebaikan ini akan menjadi rosak dan mengakibatkan turunnya taraf manusia itu sehingga menjadi lebih rendah dan lebih hina dari binatang
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak digunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak digunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raaf 7:179)
Berikut adalah 5 sifat Ulul Albab:
1.      Ulul Albab melihat gerak alam sebagai kehendak Allah. Siang dan malam, terbit dan terbenam matahari, hembusan angin, cuaca yang panas dan dingin; semuanya adalah kehendak Allah. Dengan pemahamam seperti itu, mereka selalu mengingati Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan baring.
2.      Gemar bermunajat pada tengah malam.
3.      Bertakwa kepada Allah, iaitu dengan bersunguh-sungguh dalam ketaatan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
4.      Pandai mengambil iktibar. Mereka mengambil pengajaran dari kisah-kisah umat terdahulu. Mereka bimbang akan mengalami nasib seperti umat terdahulu yang ditimpa azab akibat keingkarannya.
5.      Ulil Albab diberi pengetahuan hikmah dari Allah kerana mereka mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya.

19.  Hubungan rasio/akal dengan penilai (kolb)
AKAL=Pengetahuan/Ilmu
HATI=Keyakinan/Kemahuan
NAFSU=Gangguan/Kemampuan
Hati merupakan faktor utama yang mempengaruhi keputusan akal dalam perlaksanaan sesuatu tindakan yang positif atau negatif. Faktor gangguan nafsu adalah penyebab kepada berlakunya suatu persimpangan bagi keputusan atau tindakan yang dibuat. Telah diketahui umum bahawa hati itu adalah 'raja; kepada tubuh badan, ianya sangat berpengaruh kepada tindakan yang dilakukan. Di dalam agama islam kita di ajar untuk mengukuhkan keimanan, di dalam kalam Allah yakni Al-Quran juga disebut berulang kali kerkaitan mengukuhkan keimanan. Iman itu diumpamakan seperti 'pelindung' atau 'pemimpin' kepada hati bagi melindungi hati dari di pengaruhi oleh Pintu Terbuka Panca indera (Nafsu). Oleh itu, dengan keimanan yang teguh, hati kita akan mudah diterangi oleh akal dalam sesuatu keputusan atau tindakan dan ianya akan melambangkan keperibadian seseorang insan dalam perjalanan kehidupan duniawinya.

20.  Peran penyajian materi agama Formal dan Nonformal
Mensikapi masalah tersebut, sebagai faktor integratif dan faktor disintegratif
a.       Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang  yang  terdiri atas  pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Peran penyajian materi Formal :
-          Kegiatan belajar diselenggarakan dalam kelas atau ruangan tertutup atau terpisah dari pergaulan masyarakat.
-          Terdapat persyaratan usia dan pengelompokan usia ke dalam kelas atau tingkat tertentu.
-          Ada pembedaan tegas antara pendidik dengan peserta didik.
-          Waktu belajar diatur dan dikendalikan dengan jadwal yang sudah dirancang sebelumnya.
-          Materi disusun dalam kurikulum dan dijabarkan dalam sejumlah garis besar.
-          Materinya lebih banyak bersifat akademik intelektualitas berkelanjutan (dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi).
-          Proses belajar diatur secara tertib, terkendali dan terstruktur.
-          Memakai metode penyampaian bahan pelajaran secara sistemik.
-          Ada sistem evaluasi formatif – sumatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan langkah-langkah superfisi bagi pengelola lembaga sekolah.
-          Penghargaan diberikan dalam bentuk kredensial , ijazah, atau sertifikat.
-          Biaya bersumber dari pemerintah pusat, daerah, partisipasi orang tua, dan dari sumber lain yang tidak mengikat.
-          Masa studinya cukup lama.

b.      Pendidikan Nonformal adalah kegiatan belajar yang disegaja oleh warga belajar dan pembelajar di dalam suatu latar yang diorganisasi (berstruktur) yang terjadi di laur sistem persekolahan.
Peran Penyajian Materi Nonformal :
-          Pendidikan Agama Islam nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan  dan keterampilan  fungsional serta pengembangan sikap  dan kepribadian professional.
-          Pendidikan Agama Islam nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap  pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
-          Pendidikan Agama Islam nonformal meliputi kecapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kesetraan, serta pendidikan lain yang ditujuakan  untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
-          Satuan Pendidikan Agama Islam  nonformal terdiri  atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan  belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
-          Untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran agama Islam pada lansia, sehingga mereka menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
c.       Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan kelurga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Faktor Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Faktor Disintegratif Agama
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.
                                                                                
21.  Urgensi dan asumsi pengembangan pembelajaran PAI
                     Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan,dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil hingga akhir hayat seseorang.
                     Pembelajaran pendidikan agama islam adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari agama islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari islam sebagai pengetahuan. Istilah pembelajaran lebih tepat digunakan karena ia menggambarkan upaya untuk membangkitkan prakarsa belajar seseorang. Disamping itu, ungkapan pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam mengungkapkan hakikat desain pembelajaran dalam upaya membelajarkan peserta didik.
                            Konsep pembelajaran mengandung beberapa implikasi, yaitu:
a.       Perlu diupayakan agar dapat terjadi proses belajar yang interaktif anara peserta didik dan sumber belajar yang direncanakan
b.      Ditinjau dari sudut peserta didik, proses itu mengandung makna bahwa terjadi proses internal interaksi antara seluruh potensi individu dengan sumber belajar yang dapat berupa pesan-pesan, ajaran dan norma-norma ajaran islam, guru sebagai fasilitator, bahan ajar cetak dan noncetak yang digunakan, media dan alat yang dipakai belajar, cara dan teknik belajar yang dikembangkan, serta lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri pesrta didik yang semakin dewasa dan memiliki kematangan dalam beragama.
c.       Ditinjau dari sudut pemberi rangsangan perancang pembelajaran pendidikan agama , proses itu mengandung arti pemilihan,penetapan dan pengembangan metode pembelajaran  yang memberikan kemungkinan paling baik bagi terjadinya proses belajar pendidikan agama.
                Tugas perancang dan pengembangan PAI adalah berupaya untuk menata dan mengatur bagaimana agar pembelajaran pendidikan agama yang direncanakan itu dapat membuat peserta didik butuh belajar, mau belajar, terdorong untuk belajar, memudahkan belajar, dan tertarik untuk terus menerus belajar pendidikan agama sesuai dengan kondisi  yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran pendidikan  agama yang diharapkan.
                Dengan demikian, inti kegiatan desain pembelajaran agama islam adalah memilih, menetapakan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran agama islam yang diharapkan.
Metode pembelajaran berpihak pada empat hal pokok yang disebut kondisi pembelajaran, yaitu :
a.       Tujuan pembelajaran agama islam yang ingin dicapai
b.      Isi pembelajaran agama islam yang harus dipelajari peserta didik untuk mencapai  tujuan pembelajaran  agama islam tersebut.
c.       Sumber belajar agama islam yang tersedia dan dapat mengantarkan pesan  pembelajaran yang lebih efektif  dan efisien
d.      Karakteristik  peserta didik yang belajar, terutama yang terkait dengan kemampuan yang telah dikuasai peaserta dididk, tingkat sosial ekonomi, kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang pendidikan, cara belajar, gaya belajarnya, dll
                Tanpa berpijak  pada kondisi tersebut maka kecil sekali peluang untuk dapat mengembangkan metode pembelajaran secara optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
Pada umumnya, desainer pembelajaran mengabaikan strategi pengorganisasian isi dan analisis karakteristik bidang studi, termasuk perancang pembelajaran bidang studi pendidikan agama islam. Perancang pembelajaran PAI cenderung mengorganisasikan isi pembelajaran dengan mengikuti urutan topik atau bab yang ada dalam suatu buku teks.
Ada beberapa hakikat perencanaan pembelajaran, yaitu:
a.       Perbaikan kualitas pembelajaran harus diawali dengan menyusun desain pembelajaran
b.      Desain pembelajaran disusun dengan menggunakan pendekatan sistem
c.       Desain pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana seseorang belajar
d.       Desain pembelajaran diacukan pada pelajar sebagai individu yang berbeda satu dengan yang lain.
e.       Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil pengiring
f.       Sasaran akhir desain pembelajaran adalah bagaimana memudahkan peserta didik belajar
g.      Desain pembelajaran mencakup semua variabel  yang mempengaruhi  belajar
h.      Inti desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
                Dari asumsi terssebut dapat dijabarkan bahwa hakikat perancangan pembelajaran sebagai acuan dalam melakukan perencanaan pembelajaran PAI adalah sebagai berikut:
a.       Mengacu pada kualitas pembelajaran PAI
b.      Mengacu pada pendekatan sistem
c.       Mengacu pada teori belajar dan pembelajaran
d.      Mengacu pada belajar perseorangan ( individual)
e.       Mengacu pada hasil belajar
f.       Mengacu pada kemudahan belajar
g.      Mengacu pada interelasi variabel pembelajaran
h.      Mengacu pada kualitas metode pembelajaran pendidikan agama
Ada 3 prinsip yang terkait dengan penetapan metode pembelajaran pendidikan agama yang optimal:
1.      Tidak satu metode pembelajaran pendidikan agama yang unggul untuk pencapaian semua tujuan dalam semua kondisi pembelajaran
2.      Strategi dan metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran pendidikan agama
3.      Kondisi pembelajaran yang berbeda bisa berpengaruh secara konsisten pada hasil pembelajaran pendidikan agama.  
          Arti penting strategi pembelajaran adalah kunci peningkatan jaminan kuwalitas pembelajaran. Strategi pembelajaran aktif merupakan satu alternatif yang memungkinkan untuk melakukan kontekstualisasi guna menciptakan partisipasi aktif mahasiswa adalah proses pembelajaran, yang pada gilirannya mendorong kemudahn peningkatan jaminan  kualitas perdosenan.
22.  QS Al-Jum’ah ayat 2 . kaitkan dengan paradigma pendidikan dalam upaya menciptakan suasana religius di lingkungan formal

Description: Hasil gambar untuk qs jumu'ah ayat 2

Artinya: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Ayat ini jika dikaitkan dengan paradigma pendidikan dalam upaya menciptakan suasana religius di lingkungan formal, maka bahwa sesungguhnya meniti proses pendidikan sangatlah penting, agar selalu diberikan ilmu yang bermanfaat dan diberikannya nilai-nilai religi/pengetahuan tentang agama, sebagai bekal untuk hidup didunia dan di akhirat

23.  QS Yunus ayat 31
Description: Hasil gambar untuk Surat Yunus ayat 31Artinya : Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"
 Isi Kandungan :
a.       Bahwasannya tentang proses penciptaan manusia
b.      Yang maha kuasa adalah Allah SWT tidak ada lagi makhluk lainnya, selain Allah.
c.       Hanya kepada Allah umat manusia menyembah.
d.      Dan hanya kepada Allah manusia kembali.


QS An-Nahl ayat 78
Description: Hasil gambar untuk An-nahl ayat 78
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur
Isi Kandungan :
a.       Allah SWT telah mengluarkan manusia dari perut ibunya, dan memberi karunia berupa pendengaran, penglihatan, akal, dan kalbu. Manusia harus bersyukur kepada Allah swt. atas segala karunia yang telah diberikan kepada manusia.
b.      Manusia dilarang bersikap sombong karena ilmunya, Sebab, pada waktu dilahirkan manusia tidak mempunya ilmu sedikitpun, dan ilmu yang dimiliki sekarang tidak seberapa jika dibandingkan ilmu yang dimiliki Allah SWT

QS Al-Mu’minun ayat 14-16
Description: tulisan arab alquran surat al mu'minuun ayat 12-16
         Artinya :
        12.  Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah.
        13.  Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam
 tempat yang kokoh (rahim)
        14.  Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu
sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.
15. Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati.
16. Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada
 hari kiamat.
Isi Kandungannya:
a.       Manusia diciptakan dari saripati tanah yang kemudian mengalami proses dalam beberapa fase penciptaan dankejadiannya.
b.      Allah adalah sebaik-baik pencipta karena seluruh penciptaan tersebit membuktikan bahwa Allah secara detail mempersiapkan segala hal yang memungkinan adanya kehidupan suatu mahluk ciptaan-Nya,termasuk manusia.
c.       Proses kejadian manusia terbukti melalui Al-quran dan ilmu pengetahuan sehingga hal tersebut harus memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

24.  Pengertian Religius dan Perbedaan Masyarakat Madani dan Non Madani
Pengertian Religius
Religius berasal dari kata religious yang berarti sifat religi yang melekat pada diri seseorang. Religius sebagai salah satu nilai karakter sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religius adalah nilai-nilai kerohanian yang tertinggi, sifatnya mutlak dan abadi serta bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.
Perbedaan Masyarakat Madani dengan Non Madani/Masyarakat Sipil
Masyarakat Madani adalah sekumpulan individu bersifat demokratis dan saling menghargai satu sama lainnya yang tergabung dalam sebuah kelompok masyarakat tertentu, dimana dalam mengambil keputusan selalu mengedepankan prinsip keterbukaan, toleransi, musyawarah, dan pluralisme antar sesamanya. Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun 622 M.
Banyak orang memadankan istilah ini dengan istilah civil society, societas civilis (Romawi) atau koinonia politike (Yunani). Padahal istilah “masyarakat madani “ dan civil society berasal dari dua sistem budaya yang berbeda. Masyarakat madani merujuk pada  tradisi Arab-Islam sedang  civil society tradisi Barat non-Islam. Perbedaan ini bisa memberikan makna yang berbeda apabila dikaitkan dengan konteks istilah itu muncul. Dalam bahasa Arab, kata “madani” tentu saja berkaitan dengan kata “madinah” atau ‘kota”, ehingga masyarakat madani biasa berarti masyarakat kota atau perkotaan . Meskipun begitu, istilah kota disini, tidak merujuk semata-mata kepada letak geografis, tetapi justru kepada karakter atau sifat-sifat tertentu yang cocok untuk penduduk sebuah kota. Dari sini kita paham  bahwa masyarakat madani tidak asal masyarakat yang berada di perkotaan, tetapi yang lebih penting adalah memiliki sifat-sifat yang cocok dengan orang kota, yaitu yang berperadaban. Dalam kamus bahasa Inggris diartikan sebagai kata “civilized”, yang artinya memiliki peradaban (civilization), dan dalam kamus bahasa Arab dengan kata “tamaddun” yang juga berarti  peradaban atau kebudayaan tinggi. Penggunaan istilah masyarakat madani  dan civil society di Indonesia sering disamakan  atau digunakan secara bergantian. Hal ini dirasakan karena makna diantara keduanya banyak mempunyai persamaan prinsip pokoknya, meskipun berasal dari latar belakang system budaya negara yang berbeda

25.   Istilah :
a.      Bahwasannya wudhu adalah pembuka shalatnya seseorang
Secara syri’at wudhu’ ialah menggunakan air yang suci untuk mencuci anggota-anggota tertentu yang sudah diterangkan dan disyari’at kan Allah swt. Allah memerintahkan:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan , kedua mata-kaki (Al-Maaidah:6).
Allah tidak akan menerima shalat seseorang sebelum ia berwudhu’ (HSR. Bukhari di Fathul Baari, I/206; Muslim, no.255 dan imam lainnya). Rasulullah juga mengatakan bahwa wudhu’ merupakan kunci diterimanya shalat. (HSR. Abu Dawud, no. 60).
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa menyempurnakan wudhu’nya, kemudian ia pergi mengerjakan shalat wajib bersama orang-orang dengan berjama’ah atau di masjid (berjama’ah), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya” (HSR. Muslim, I//44, lihat Mukhtashar Shahih Muslim, no. 132).
Maka wajiblah bagi segenap kaum muslimin untuk mencontoh Rasulullah saw dalam segala hal, lebih-lebih dalam berwudhu

b.      Bahwasannya surga ada ditelapak kaki Ibu
Surga ditelapak kaki Ibu itu, merupakan perumpamaan agar kita sebagai anak jangan pernah melawan dan menyakitinya. Kata kiasan tersebut mengajarkan kita betapa wajibnya kita mentaati dan berbakti pada ibu, mendahulukan kepentingan beliau mengalahkan kepentingan pribadi hingga diibaratkan letak diri kita bagaikan debu yang ada dibawah telapak kakinya bila kita ingin meraih surga.
“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”.At-Thiiby berkata “Ungkapan Nabi ‘dibawah telapak kakinya’ adalah kata kiasan dari bersikap patuh dan taat padanya secara totalitas sebagaimana keterangan dalam firman Allah Ta’alaa :Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. 17:24).
Dalam shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Ibn Mas’ud, ia berkata “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah ?’ , Beliau bersabda, ‘Sholat pada waktunya’, Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi ?’, Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua’, Saya bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi ?’, Beliau bersabda, ‘Berjihad (berjuang) di jalan Allah’. Kemudian Rasulullah mengkhabarkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah amalan yang paling disukai oleh Allah setelah shalat yang merupakan paling agungnya tiang-tiang agama islam. “ (HR.Bukhari dan Muslim).

c.       Sebaik-baiknya perempuan sebagai perhiasan adalah perempuan solehah
Di dalam Islam, peranan seorang istri memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan berumah-tangga dan peranannya yang sangat dibutuhkan menuntutnya untuk memilih kualitas yang baik sehingga bisa menjadi seorang istri yang baik. Pemahamannya, perkataaannya dan kecenderungannya, semua ditujukan untuk mencapai keridho’an Allah Swt., Tuhan semesta Alam. Ketika seorang istri membahagiakan suaminya yang pada akhirnya, hal itu adalah untuk mendapatkan keridho’an dari Allah Swt. sehingga dia (seorang istri) berkeinginan untuk mengupayakannya.
Kualitas seorang istri seharusnya memenuhi sebagaimana yang disenangi oleh pencipta-Nya yang tersurat dalam surat Al-Ahzab. Seorang Wanita Muslimah adalah seorang wanita yang benar (dalam aqidah), sederhana, sabar, setia, menjaga kehormatannya tatkala suami tidak ada di rumah, mempertahankan keutuhan (rumah tangga) dalam waktu susah dan senang serta mengajak untuk senantiasa ada dalam pujian Allah Swt. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an:
”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu.” (QS. An Nisaa’ , 4:32)
Kita dapat melihat dari ayat ini bahwa Allah Swt. membuat perbedaan yang jelas antara peranan laki-laki dan wanita dan tidak diperbolehkan bagi laki-laki atau wanita untuk menanyakan ketentuan peranan yang telah Allah berikan sebagaimana firman Allah:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al Ahzab, 33:36)
Karenanya, seorang istri akan membenarkan Rasulullah dan akan membantu suaminya untuk menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah (hukum Islam) dan memastikan suaminya untuk kembali melaksanakan kewajiban-kewajibannya, begitupun dengan kedudukan suami, dia juga harus memenuhi kewajiban terhadap istrinya

d.      Masa usia pra baligh, masa usia dan kondisi dispensasi amal manusia
Mempersiapkan Anak Memasuki Usia Baligh/Pra Baligh
Mempersiapkan anak-anak memasuki usia baligh tidak hanya semata-mata mempersiapkan mereka secara individu untuk bisa menjalani hidup, tetapi juga dalam rangka menjalankan tugas mulia yaitu sebagai hamba Allah SWT. Artinya, memasuki usia baligh anak dipersiapkan menjadi pemimpin yang terbaik bagi umat pada masa yang akan datang untuk menegakkan kalimat Allah di muka Bumi dan menyebarkan Islam sebagai rahmatan lil’alamin melalui tegaknya syariah dan khilafah. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan orang tua dalam mempersiapkan anaknya memasuki usia baligh seawal mungkin (sejak usia pra baligh – sekitar 7 tahun sampai 10 tahun) :
a.       Mengokohkan keyakinan (aqidah)
b.      Menanamkan konsekuensi beriman pada Al Qur’an
c.       Hal-hal yang wajib atau sunah sudah harus dibiasakan
d.      Perbekalan tsaqofah Islam
e.       Mengajarkan dan membiasakan adab-adab (akhlak islami) terhadap orang tua
f.       Membentengi anak dari pengaruh tayangan
g.      Dalam hal pergaulan dengan lawan jenis, mulai di biasakan terpisah antara laki-laki dan perempuan.
h.      Menjelang baligh mereka diajari tentang pengetahuan tanda-tanda baligh (menstruasi dan mimpi)
i.        Membekali anak dengan keterampilan hidup
j.        Anak yg berusia 10th ke atas mulai diajak berfikir untuk membaca persoalan umat
k.      Pemanfaatan teknologi
l.        Melatih keberanian
      Kondisi Dispensasi Amal Manusia
Dispensasi adalah pengecualian dari aturan karena adanya pertimbangan yang khusus. Amal itu merupakan suatu yang lumrah yang tidak bisa kita pisahkan dalam hidup ini, karena berbagai Amalan sudah dimulai sejak nabi Adam turun ke bumi ini. Amal juga bisa dikaitkan dengan watak kita. Yang mana makna amal adalah perbuatan kita sedangkan watak (sifat/karakter) adalah cara kita berfikir. Sehingga wataklah yang menuntun sifat kita.
Oleh sebeb itu, disebutkanlah amal itu terbagi dua yaitu ma’ruf dan mungkar yaitu tentang amal baik dan amal buruk. Amal baik adalah amal yang berguna baik diri sendiri mahu pun orang lain. Dan amal buruk adalah amal yang merugikan baik untuk diri sendiri mahu pun orang lain. Banyak sekali amal baik dan amal buruk di dunia ini yang jumlahnya tidak dapat terhitung. Sebagai insan atau makhluk yang bertuhan, kita tahu dan percaya bahwa setiap amal baik itu akan mendapat kan balasan yang baik pula dari sisi Allah swt. berupa pahala. Dan begitu sebaliknya, amal buruk akan menjadi catatan buruk berupa dosa yang akan didapatkan di hari pembalasan berupa siksaan di neraka. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS Al-Qoriah ayat 6-9
Description: Hasil gambar untuk qs al qoriah 6-9
Artinya : 6.    Dan adapun orang-orang yang berat timbangan
     (kebaikan)nya.
     7.    Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
     8.    Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
    (kebaikan)nya
     9.    Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
e.       Masa Akil Baligh
Akil Baligh Menurut Islam. Masa akil baligh pastinya dialami oleh setiap manusia, baik pria maupun wanita yang telah dewasa. Tentunya, sebagai orang tua telah melewati masa akil baligh belasan bahkan puluhan tahun silam. Tibalah masanya bagi para orang tua untuk memperkenalkan masa akil baligh kepada anak-anaknya yang akan menginjak remaja.
Masa akil baligh bagi seorang anak laki-laki biasanya diawali dengan peristiwa 'mimpi'. Sedangkan bagi seorang anak perempuan masa akil baligh dimulai dengan terjadinya menstruasi. Sangatlah patut dan bijaksana jika para orang tua mau tahu dan turut berperan serta menjelaskan peristiwa akil baligh kepada anak-anaknya sendiri dan tidak sekedar menyerahkan kepada pihak sekolah atau guru saja.
Masalah akil baligh bukanlah masalah yang harus ditakuti atau dianggap tabu untuk diperbincangkan. Justru seyogyanya peristiwa akil baligh adalah peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak manusia. Baligh merupakan istilah dalam hukum Islam yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan. "Baligh" diambil dari kata bahasa Arab yang secara bahasa memiliki arti "sampai", maksudnya "telah sampainya usia seseorang pada tahap kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila: Mengetahui, memahami, dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta Telah mencapai usia 15 tahun ke atas dan atau sudah mengalami mimpi basah.(bagi laki-laki).
Telah mencapai usia 9 tahun ke atas dan atau sudah mengalami "menstruasi". (bagi perempuan). Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan dihisab yang mana baligh mempunyai tanda-tanda yang dapat
a.       Ciri-Ciri Lelaki Baligh
-          Sudah cukup umur/ sudah berumur 15 tahun
-          Mimpi bash/ keluar air mandi
b.      Ciri-ciri Perempuan Baligh
-          Sudah cukup umur/ sudah berumur 9 tahun
-          Keluar haid/ keluar darah dari alat pital, tapi yang di maksud darah disini bukan darah istihadoh atau darah penyakit melainkan darah haid, diantara kriteria keluarnya darah haid:
- ketika keluar haid sakit
- badan terasa tidak enak
- meriang dan lain sebagainya

f.       Nama status :
-          Mukmin           = Orang yang beriman
-          Muslim            = Orang yang berserah diri kepada Allah
-          Kafir                = Orang yang ingkar,yang tidak beriman (tidak
percaya) atau tidak beragama Islam
-          Munafik           = Orang yang berpura-pura mengikuti ajaran agama
namun sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya
-          Musryik           = Orang yang mempersekutukan Allah, mengaku
akan adanya Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah
-          Murtad                        = Orang yang meninggalkan atau keluar dari agama
Islam dan memeluk agama lain
-          Kadzib             = Orang yang dusta,sangat berlainan dan
berlawanan dengan sifat yang dimiliki rasul yaitu
shidiq(jujur)
-          Dholim                        = Orang yang meletakkan sesuatu/ perkara bukan
pada tempatnya
-          Fasik                = Orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan
    rasul-Nya
-          Musrifin           = Orang-orang yang boros / mubazir
-          Mu’tadin         = Orang-orang yang melewati batas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keseimbangan AD-AS

Soal dan Penyelsaian Pengantar Akuntansi 1

Soal UTS Mata Kuliah Bahasa Inggris dan Jawabannya