Kuis dan Kisi-Kisi UTS PAI
Kuis dan Kisi-Kisi UTS PAI
1.
Pengertian
Pendidikan Secara Umum
Pendidikan adalah
proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham dan
sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di
lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga, dan yang penting untuk
diperhatikan adalah bagaimana memberikan atau mendapat pendidikan dengan baik
dan benar, agar manusia tidak terjerumus dalam kehidupan yang negatif.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan
hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan kehidupan manusia
menjadi terarah.
2.
Pengertian
Proses Pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan
memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan
sangat menetukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.
3. Makna Proses Pendidikan Islam
Proses pendidikan islam merupakan
bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Dengan kata lain
kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang
memiliki nilai-nilai agama islam. Maknanya sangatlah penting, karena dengan
adanya proses pendidikan agama islam, para pendidik dapat memberikan pendidikan
moral yang baik bagi peserta didik, dan ketika peserta didik mempraktekkan
dalam kehidupan bermasyarakat akan memberikan dampak yang positif, sehingga terbentuklah
kepribadian yang baik di masyarakat bagi peserta didik, serta berusaha
mendidikan individu mukmin agar tunduk, bertaqwa, dan beribadah dengan baik
kepada Allah, sehingga memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat.
4. 3 Tujuan Proses Pendidikan
1)
Kemampuan Kognitif
Kognitif dalam bahasa Latin cognitio yang
berarti “Pengenalan”. Istilah ini mengacu baik kepada perbuatan atau proses
mengetahui maupun pengetahuan itu sendiri. Proses perkembangan kognitif manusia
mulai berlangsung sejak ia baru lahir. Kognitif menekankan pada tujuan atau
kemampuan intelektual, seperti:
a.
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
b.
Pemahaman (comprehension)
c.
Penerapan (application)
d.
Analisis (analysis)
e.
Sintesis (syntesis)
f.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
2)
Kemampuan Afektif
Afektif
berasal dari bahasa Latin affectio yang berarti “keadaan tersentuh,
tergerak”. Afektg berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya
bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri
hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah
laku. Afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
a.
Menerima atau Memperhatikan (Receiving
atau attending
b.
Menanggapi mengandung arti “adanya partisipasi aktif” (Responding)
c.
Menilai atau Menghargai (Valuing)
d.
Mengatur atau Mengorganisasikan (Organization)
e.
Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek
nilai (Characterization by evalue or calue complex)
3)
Kemampuan Psikomotor
Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:
a. Pengamatan langsung dan penilaian
tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung
b. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada
peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap
c. beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
5.
Perbedaan
Proses Pendidikan Umum dengan Proses Pendidikan Islam
Proses Pendidikan Umum
merupakan program pendidikan yang mengembangkan keseluruhan kepribadian siswa
dan mahasiswa agar setiap dalam berpikir ilmiah dan mengelola emosi dilandasi
etika dan moral yang berfungsi membina siswa dan mahasiswa menjadi warga Negara
yang baik. Tujuannya adalah menyiapkan latar belakang akademik yang kaya dengan
ilmu-ilmu sosial dan juga ilmu-ilmu pengetahuan yang terorganisir.
Ruang lingkup Pendidikan Umum ialah mencerminkan tujuan pendidikan yang dijadikan landasan filosofis pendidikan. Secara umum pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan pengembangan kemapuan yang dimiliki. Sedangkan, proses pendidikan menurut pandangan islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan iman. Apabila kedua hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan akan sangat maksimal dan menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan akhlak yang mulia.
Ruang lingkup Pendidikan Umum ialah mencerminkan tujuan pendidikan yang dijadikan landasan filosofis pendidikan. Secara umum pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan pengembangan kemapuan yang dimiliki. Sedangkan, proses pendidikan menurut pandangan islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan iman. Apabila kedua hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan akan sangat maksimal dan menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan akhlak yang mulia.
6.
Apakah
saudara telah mengikuti proses pendidikan dan apakah telah berhasil? Bagaimana
cara mengukur belum atau telah berhasilnya proses pendidikan?
Saya sudah mengikuti
proses pendidikan selama di PAUD, TK, SD, SMP, SMK, dan sedang berlangsung
melanjutkan ke Pendidikan Tinggi.
Menurut saya, dikatakan sebagian belum
berhasil, karena minimnya kemampuan yang saya miliki, terhadap kemampuan Skill
atau Keterampilan. Bagi saya, cara mengukur belum atau sudah berhasilnya proses
pendidikan, bisa diukur melalui kemampuan Kognitif (Pengetauhan), Apektif
(Penalaran), Psikomotorik (Kemampuan). Jika, kemampuan yang dimiliki seseorang termasuk
ketiga aspek tersebut ada, maka dikatakan sudah berhasil menempuh proses
pendidikan dan dikatakan belum berhasil
apabila mempunyai kekurangan dalam tiga aspek tersebut.
7.
Analisis
proses pendidikan di Kab. Garut telah dikatakan berhasil. Mengapa?Prediksi
Proses Pendidikannya kedepan, dan harus bagaimana idealnya?
Proses pendidikan di
Kab. Garut telah dikatakan sudah berhasil, karena masyarakat sudah mulai sadar
akan pentingnya proses pendidikan. Apalagi sudah diberlakukannya MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean). Proses pendidikan masyarakat sangat meningkat,
karena adanya persaingan perekonomian Asean yang sangat begitu ketat di
kalangan dunia industri selalu melihat dari proses pendidikannya sampai mana.
Menurut prediksi saya,
proses pendidikan kedepannya akan selalu meningkat, dikarenakan banyak
faktor-faktor yang mendudukung untuk melaksanakan proses berlangsungnya
pendidikan. Idealnya, pemerintah atau perusahaan-perusahaan bonafid, untuk
terus lebih ditingkatkan lagi dalam memberikan bantuan-bantuan beasiswa atau
dana untuk proses pendidikan, supaya masyarakat yang tidak mampu bisa mengikuti
proses pendidikan.
8.
Perbedaan
Kholaqo dan dJa’la dalam konteks Kejadian Manusia?
Dalam
al-Qur’an banyak ayat-ayat yang berbicara tentang proses kejadian manusia, ada
yang menerangkan secara global, seperti pada ayat; Qs.al-Insan ayat 2, Qs.
As-Sajdah ayat 8-9, Qs. An-Najm ayat 32, dan seterusnya. Kemudian ada yang
menerangkan secara rinci seperti Qs. Al-Mu’minun ayat 12-14, dan Qs. Al-Hajj
ayat ;5.
Diantara
ayat-ayat tersebut banyak yang memakai redaksi “khalaqa” dari pada
“ja’ala”, hal ini mengandung makna tersendiri dalam konteks pembicaraan
penciptaan manusia. Kata “khalaqa”
mengandung pengertian “ibda’ al-syai’ min ghairi ashl, wa la ihtida”
(penciptaan sesuatu tanpa asal/pangkal dan tanpa contoh terlebih dahulu),
sedangkan kata “ja’ala” yang
biasa diartikan menjadikan, merupakan lafadz yang bersifat umum yang berkaitan
dengan semua aktivitas dan perbuatan. M.Quraish Syihab, mengatakan lafadz “khalaqa”
memberikan aksentuasi tentang kehebatan dan kebesaran atau keagungan Allah dalam
ciptaan-Nya, sedangkan “ja’ala” mengandung aksentuasi terhadap manfaat
yang harus atau dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan itu. Seperti pada
Qs. Ar-rum;21 dan Ali Imran ; 190-191.
9.
Proses
Penciptaan atau Kejadian Reproduksi Manusia
Proses kejadian manusia
berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah terjadi dalam dua tahap. Pertama,
tahapan primordial, yakni proses kejidian nabi Adam a.s, yaitu
nabi Adam a.s, sebagai manusia pertama diciptakan dari al-tin (tanah),
al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat), min hamain
masnun (tanah lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan
seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalam diri (manusia)
tersebut. Kedua, tahapan biologi, yakni manusia
diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang
tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah
itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah
beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan
kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh. Allah
berfirman dalam Q.S Al-Mu’minun ayat 12-14

10. Nilai-nilai Pendidikan Proses
Kejadian Manusia
a. Kesabaran dan kedisiplinan
Proses kejadian manusia dalam rahim
ibu berlangsung secara bertahap, tidak langsung jadi. Tahapan-tahapan tersebut
berlangsung secara teratur mulai dari nuthfah, menjadi darah terus
menjadi segumpal daging hingga ditiupkan ruh kepadanya dan menjadi manusia. Itu
semua menandakan kesabaran dan kedisiplinan, baik dalam waktu (tiap 40 hari)
maupun proses perkembangannya. Di samping itu manusia dalam usaha untuk
menghasilkan keturunan juga dituntut untuk bersabar.
b. Pasrah dan taat
Dari urut-urutan/tahapan-tahapan
proses terciptanya manusia, manusia tidak bisa memilih. Artinya manusia tidak
bisa menginginkan dilahirkan dalam lingkungan yang serba ada (kaya) atau
sebaliknya. Manusia pasrah/menerima apa adanya karena ketidakberdayaan manusia
sebagai makhluk ciptaan-Nya. Di samping itu dari unsur pasrah tadi manusia
senantiasa menjadi taat kepada Sang Pencipta.
c. Potensi mendidik dan dididik
Selama proses tersebut, manusia
tanpa disengaja menerima stimulan-stimulan dari luar sehingga tanpa disadari
manusia meski belum dilahirkan ke dunia (dalam kandungan) sudah belajar dari
stimulan-stimulan tadi. Sehingga ketika manusia itu lahir, sudah mempunyai
potensi untuk meneruskan belajarnya yang membawa manusia mempunyai potensi
mendidik dan dididik.
d. Potensi
Melindungi dan ingin dilindungi
Selama proses tersebut, manusia
sudah pasti mendapatkan perlindungan dari orang tuanya. Ibu yang mengandung
bayi (bakal manusia baru) akan melindungi bayinya dengan penuh kasih sayang
sampai bayi tersebut terlahir kedunia. Jadi bayi yang dikandung tersebut yang
telah mendapat perlindungan dari orang tuanya secara otomatis mempunyai potensi
melindungi dan ingin dilindungi jika kelak sudah menjadi manusia yang
sebenarnya.
e. Tanggung Jawab
Nilai ini
sesuai dengan fungsi manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia dengan
tahapan-tahapan selama proses penciptaan manusia hingga manusia terlahir di
dunia sudah mengemban tugas (amanah) dari Sang Pencipta, yaitu sebagai khalifah
di bumi. Untuk itu memilki tanggung jawab yang besar ketika manusia itu lahir.
11. Manusia sewaktu dilahirkan dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu apapun, berikan contohnya!
Manusia
sewaktu dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah/Suci.
Dari
Abu Hurairoh, ia berkata, Rasulallah saw bersabda, “Tidaklah seorang anak
dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orang tuanyalah yang
menjadikan ia Yahudi, Nashrani, dan Majusi, sebagaimana dilahirkannya binatang
ternak dengan sempurna, apakah padanya terdapat telinga yang terpotong atau
kecacatan lainnya?. Kemudian Abu Hurairoh membaca, Jika engkau mau hendaklah
baca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus.
(Hadits tersebut ditakhrij oleh Bukhori, Muslim, Ibnu al-Mundzir, Ibnu Abu
Hatim dan Ibnu Mardawaeh).
Ayat
Al-quraan yang sama maksudnya dengan hadis diatas:

Dan
sejak lahir, manusia diberi bekal untuk berkembang
Allah berfirman
dalam QS An-Nahl ayat 78

Contohnya:
Anak
itu amanat bagi kedua orang tuanya, hatinya fitrah, permata yang indah jika ia
dibekali dan diajarkan kebaikan, maka ia akan tumbuh dalam kebaikan dan bahagia
di dunia dan di akhirat. Jika ia dibekali kejelekan dan diabaikan sebagaimana
binatang ternak maka ia akan celaka dan binasa. Memeliharanya dengan cara
mendidiknya dan mengajarkan dengan akhlak yang baik.
12. Hakikat
Tugas, Fungsi dan Tujuan Hidup Manusia
Hakikat Manusia
Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau
seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan
hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu
syariat itu sendiri.
Pengertian Manusia dari sisi
penciptaannya ialah makhluk Tuhan yang paling sempurna bila dibandingkan dengan
makhluk lain yang secara individu ia
memiliki keunikan tersendiri, manusia juga sebagai makhluk sosial sekaligus
makhluk susila. Manusia terdiri dari dua komponen yaitu jasmani dan ruhani yang
tidak bisa dipisahkan satu sama lain. manusia dari sisi penciptaannya ialah
makhluk Tuhan yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lain yang
secara individu ia memiliki keunikan
tersendiri, manusia juga sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk susila.
Manusia terdiri dari dua komponen yaitu jasmani dan ruhani yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain.
Hakikat
Manusia adalah sebagai berikut :
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
c.
Seseorang
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.
Makhluk yang
dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
selama hidupnya.
e.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan
dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan
membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
f.
Individu
yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.
Fungsi dan Tujuan Manusia
Berpedoman
pada QS Al-Baqarah ayat 30

Status dasar manusia yang mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah.
Jika khalifah diartikan sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan
adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan
ajaran Allah Swt. Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana
yang ditetapkan oleh Allah di antaranya adalah:Belajar, Mengajarkan ilmu, Membudayakan
ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat
manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu
pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.
13. Ilmu pengetahuan sebagai hasil pengembang daya fikir manusia?
Mengapa kita dituntut untuk terus mencari, dan mengaplikasikan ilmu,
pengetahuan, pengalaman, dan IT?
Memang benar bahwa, ilmu pengetahuan
adalah hasil dari pengembang daya fikir manusia, karena pengetahuan
merupakan sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang
dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam
sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi,
akidah, dan pikiran-pikiran. Seseorang yang tahu
lebih banyak adalah lebih baik kalau dibanding dengan yang tidak tahu apa-apa. Berfikir
juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan, dalam tahapan
selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi pondasi penting bagi kegiatan berfikir
yang lebih mendalam. Ketika Adam diciptakan dan kemudian Allah mengajarkan
nama-nama, pada dasarnya mengindikasikan bahwa Adam (Manusia) merupakan Makhluk
yang bisa Berfikir dan berpengetahuan, dan dengan pengetahuan itu Adam dapat
melanjutkan kehidupannya di Dunia.
Manusia
dituntut untuk terus mencari, dan mengaplikasikan ilmu, pengetahuan,
pengalaman, dan IT, karena manusia derajatnya lebih tinggi dari pada hewan. Manusia
mempunyai penggunaan akal untuk berfikir dan berpengetahuan serta mengaplikasikan
pengetahuannya bagi kepentingan kehidupan sehingga berkembanglah masyarakat
beradab dan berbudaya, disamping itu kemampuan tersebut telah mendorong manusia
untuk berfikir tentang sesuatu yang melebihi pengalamannya seperti keyakinan
pada Tuhan yang merupakan inti dari seluruh ajaran Agama. Oleh karena, itu
carilah ilmu dan berfikirlah terus agar posisi kita sebagai manusia menjadi
semakin jauh dari posisi hewan dalam konstelasi kehidupan di alam ini.
14. Manusia disebut makhluk yang senantiasa berfikir
Tuhan
menciptakan dua macam benda sebagai pengisi bumi yang sifatnya organis dan
anorganis. Benda hidup disebut makhluk yang memiliki ciri-ciri unik dan
memiliki tingkatan (tumbuhan, hewan, manusia), serta tunduk pada hukum
biologis. Benda tak hidup bersifat mati, tetap dan tunduk pada hukum alam
(deterministis), terdiri dari benda yang berwujud padat, cair dangas.
Makhluk
hidup memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan benda tak hidup, yaitu dapat
berkembang biak, bernafas, dapat bergerak, melakukan adaptasi, serta peka
terhadap rangsang (iritabilitas). Manusia sabagai mahluk hidup sama seperti
mahluk hidup lainnya mempunyai ciri hidup, yaitu berkembang biak, memerlukan
nutrisi, bergerak tumbuh dan berkembang, beradaptasi serta peka terhadap
rangsang. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan partikularistik (unik).
Keunikan manusia antara lain karena ia memiliki kecerdasan (homo sapiens),
dapat membuat alat-alat (homo faber), dapat berbicara (homo longuens), hidup
bermasyarakat (homo socius), melakukan kegiatan usaha (homo aeconomicus),
memiliki berkeyakinan (homo religius), berbudaya (homo humanis), serta tahu
akan keindahan (homo aestheticus). Itu sebabnya Manusia diciptakan untuk
memiliki Akal oleh Allah SWT, sebagai makhluk yang senantiasa selalu berfikir.
15. Apakah ilmu sebagai alat pengembang daya fikir?
Daya pikir disebut juga sebagai
kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seseorang untuk
berfikir dan mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang mengakibatkan
seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung oleh kemampuannya
bertanya.
Kemampuan kognitif menunjuk kepada
proses dan produk dari dalam akal, pikiran manusia yang membawanya untuk tahu.
Dalam hal ini termasuk semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat,
menghubungkan, menggolongkan, memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan
masalah, mencipta dan membayangkan kejadian dan mimpi.
16. Hakikat penilai (kolb), penglihatan, dan pendengaran
yang dapat mengembangkan potensi manusia yang berkualitas
Dalam
eksistensinya manusia tidak dapat dipisahkan dari ketergantungannya pada orang
lain, karena manusia merupakan makhluk sosial. Mengenai potensi manusia,
kitab suci Al-Quran memperkenalkan dua kata kunci untuk memahami manusia secara
komprehensif yaitu al-insan dan al-basyar. Kata insan jika
dilihat dari asal kata anasa mempunyai arti melihat, mengetahui dan
minta izin. Hal ini berarti bahwa adanya keterkaitan manusia dengan kemampuan
penalaran yaitu melalui penalaran manusia dapat mengambil pelajaran dari apa
yang dilihatnya, dapat mengetahui mana yang benar dan yang salah, dan
terdorong untuk meminta izin untuk menggunakan sesuatu yag bukan miliknya
Pengertian
ini menunjukkan adanya potensi untuk dapat dididik pada diri manusia, artinya
manusia merupakan makhluk yang dapat diberi pelajaran atau pendidikan. Kemudian
kata insan bila dilihat dari asal kata nasiya yang artinya lupa,
menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari lupa dan
salah.
Adapun kata
basyar adalah jamak dari kata basyarah yang artinya permukaan kulit
kepala, wajah, dan tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. Dalam Al-Quran
pemakaian kata basyar memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan kata
tersebut adalah anak Adam yang biasa makan dan berjalan di pasar-pasar. Dengan
demikian kata basyar mengacu kepada manusia dari aspek lahiriyah
Dari
beberapa pengertian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa manusia, dilihat dari
kaitannya dengan kata insan, merupakan makhluk yang potensial. Potensi-potensi
yang dimiliki manusia tersebut menjadi alat utama dalam memperoleh pengajaran
dan pendidikan. Kemudian jika dikaitkan dengan kata basyar, manusia satu dengan
lainnya merupakan makhluk yang sama dari aspek lahiriyahnya, yaitu makhluk yang
memiliki kesamaan dalam bentuk tubuh, makan dan minum dari sumber yang sama
dari alam ini, sama mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan pada akhirnya
akan menemui ajalnya, kembali kepada Sang Khaliq.
Jadi pada
dasarnya manusia memiliki potensi jasmani dan rohani. Potensi jasmani mengacu
pada kata basyar dan potensi rohani mengacu pada kata insan. Dengan potensi
tersebut mampu menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, sebagai pendukung,
penerus dan pengembang kebudayaan.
Manusia
merupakan makhluk yang sangat luar biasa dengan segala potensi yang
dimilikinya. Pada saat sekarang ini telah banyak terjadi perkembangan dan
kemajuan yang dibuat oleh manusia. ini disebabkan oleh potensi otak manusia
yang luar biasa hebat. Kemampuan otak manusia dapat menerima dan menyimpan
banyak memori. Dengan pemanfaatan otak ini manusia telah banyak menciptakan
inovasi baru. Untuk itu manusia hendaknya selalu mensyukuri nikmat yang telah
diberikan oleh Allah, salah satunya dengan memanfaatkan fungsi otak kearah yang
lebih baik yang akan menjadikannya makhluk yang bermartabat, baik dimata Allah
maupun dalam pandangan masyarakat.
Pada
hakikatnya manusia sejak lahirnya telah diberi oleh Allah berbagai macam
potensi. Potensi-potensi tersebut berupa potensi untuk mendengar (sam’a),
potensi untuk melihat (abshara), dan potensi memahami dengan hati (af-idah).
Ketiga potensi tersebut merupakan potensi dasar yang perlu dikembangkan sebaik
dan semaksimal mungkin.
17. Hubungan perasaan dengan pendekatan diri kepada Allah
Mendekatkan
diri kepada Allah SWT (Taqarrub)
Dalam istilah akhlak, kata ini diartikan dengan upaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Pada dasarnya manusia dekat dengan Allah. Kedekatan manusia dengan Allah di sini bukan dalam arti fisik, karena Allah dengan semua sifat dan perbuatan-Nya tidak mungkin dibayangkan dalam bentuk materi yang dapat dibayangkan. Sesuatu yang mungkin dibayangkan adalah materi dan Allah bukan bersifat materi. Antara Allah dan manusia tidak ada jarak ruang dan waktu dalam arti materi. Antara Allah dengan manusia yang jaraknya disebut oleh Al-Qur’an dengan qarib (dekat) bermakna abstrak, yaitu jarak yang terjadi antara rohani (hati) manusia dengan Allah.
Dekatnya Allah kepada manusia dinyatakan dalam ayat-ayat Allah yaitu:

Artinya : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalamkebenaran”
Dalam istilah akhlak, kata ini diartikan dengan upaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Pada dasarnya manusia dekat dengan Allah. Kedekatan manusia dengan Allah di sini bukan dalam arti fisik, karena Allah dengan semua sifat dan perbuatan-Nya tidak mungkin dibayangkan dalam bentuk materi yang dapat dibayangkan. Sesuatu yang mungkin dibayangkan adalah materi dan Allah bukan bersifat materi. Antara Allah dan manusia tidak ada jarak ruang dan waktu dalam arti materi. Antara Allah dengan manusia yang jaraknya disebut oleh Al-Qur’an dengan qarib (dekat) bermakna abstrak, yaitu jarak yang terjadi antara rohani (hati) manusia dengan Allah.
Dekatnya Allah kepada manusia dinyatakan dalam ayat-ayat Allah yaitu:

Artinya : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalamkebenaran”
(QS. Al-Baqarah ayat
186)

Artinya : Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
18. Anjuran Al-quran tentang penggunaan perasaan
Perasaan dikenal sebagai keadaan sadar, seperti :
a.
Mukminun (Orang-Orang yang Beriman)
Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman (Al Mukminun 23:1)
Iman asalnya dari kata amana, satu akar kata dengan aman dan amanah. Iman terdiri dari rukun berikut: percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasul, hari kebangkitan, dan qadha & qadar-Nya (H.R. Bukhari). Iman amat berkait rapat dengan Islam yaitu: bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan solat, menunaikan zakat, berpuasa pada bukan Ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji. Iman itu perlu dikatakan melalui lisan, diyakini dengan hati dan diamalkan dengan perbuatan.
Iman asalnya dari kata amana, satu akar kata dengan aman dan amanah. Iman terdiri dari rukun berikut: percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasul, hari kebangkitan, dan qadha & qadar-Nya (H.R. Bukhari). Iman amat berkait rapat dengan Islam yaitu: bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan solat, menunaikan zakat, berpuasa pada bukan Ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji. Iman itu perlu dikatakan melalui lisan, diyakini dengan hati dan diamalkan dengan perbuatan.
Iman seseorang itu
dapat bertambah dan berkurang. Agar iman kita bertambah perlulah kita
mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan ibadah-ibadah fardhu dan sunat
dan perlulah bermujahadah melawan nafsu yang mengajak kepada kemalasan dan
dosa. Proses mendekatkan diri kepada Allah itu perlulah dilakukan secara
istiqamah yaitu dengan secara terus-menerus.
b.
Ulil Albab (Ahli Fikir)
Allah menganugerahkan
al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi
hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi kurnia yang banyak. Dan hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
(Al Baqarah 2:269)
Ulil Albab adalah hamba
yang menggunakan daya akalnya dengan optimum mulai dari berfikir (takfir),
mengingat (tadzkir), menghafal (tahfidz), berimaginasi (tahyil) dan memahami
(tahfim) kehidupan melalui ayat-ayat Allah baik yang tersurat (Al-Quran)
ataupun yang tersirat (penciptaan alam) dengan tujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah.
Sesungguhnya, dalam penciptaan
langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, (iaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka." (Ali-Imran 3:190-191)
Akal haruslah digunakan
untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah. Akal juga haruslah digunakan
untuk membezakan perkara yang baik dan perkara yang buruk. Manusia yang tidak
menggunakan akalnya untuk tujuan kebaikan ini akan menjadi rosak dan
mengakibatkan turunnya taraf manusia itu sehingga menjadi lebih rendah dan
lebih hina dari binatang
Dan sesungguhnya Kami
jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka
mempunyai hati, tetapi tidak digunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak digunakan untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raaf 7:179)
Berikut adalah 5 sifat
Ulul Albab:
1.
Ulul Albab melihat gerak alam sebagai kehendak Allah. Siang
dan malam, terbit dan terbenam matahari, hembusan angin, cuaca yang panas dan
dingin; semuanya adalah kehendak Allah. Dengan pemahamam seperti itu, mereka
selalu mengingati Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan baring.
2.
Gemar bermunajat pada tengah malam.
3.
Bertakwa kepada Allah, iaitu dengan bersunguh-sungguh dalam
ketaatan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
4.
Pandai mengambil iktibar. Mereka mengambil pengajaran dari
kisah-kisah umat terdahulu. Mereka bimbang akan mengalami nasib seperti umat
terdahulu yang ditimpa azab akibat keingkarannya.
5. Ulil Albab diberi
pengetahuan hikmah dari Allah kerana mereka mengambil pelajaran dari
ayat-ayat-Nya.
19. Hubungan rasio/akal dengan penilai (kolb)
AKAL=Pengetahuan/Ilmu
HATI=Keyakinan/Kemahuan
NAFSU=Gangguan/Kemampuan
HATI=Keyakinan/Kemahuan
NAFSU=Gangguan/Kemampuan
Hati merupakan
faktor utama yang mempengaruhi keputusan akal dalam perlaksanaan sesuatu
tindakan yang positif atau negatif. Faktor gangguan nafsu adalah penyebab
kepada berlakunya suatu persimpangan bagi keputusan atau tindakan yang
dibuat. Telah diketahui umum bahawa hati itu adalah 'raja; kepada tubuh badan,
ianya sangat berpengaruh kepada tindakan yang dilakukan. Di dalam agama islam
kita di ajar untuk mengukuhkan keimanan, di dalam kalam Allah yakni Al-Quran
juga disebut berulang kali kerkaitan mengukuhkan keimanan. Iman itu diumpamakan
seperti 'pelindung' atau 'pemimpin' kepada hati bagi melindungi hati dari
di pengaruhi oleh Pintu Terbuka Panca indera (Nafsu). Oleh itu, dengan keimanan
yang teguh, hati kita akan mudah diterangi oleh akal dalam sesuatu
keputusan atau tindakan dan ianya akan melambangkan keperibadian seseorang
insan dalam perjalanan kehidupan duniawinya.
20. Peran penyajian materi agama Formal dan Nonformal
Mensikapi masalah tersebut, sebagai faktor integratif dan faktor
disintegratif
a. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Peran
penyajian materi Formal :
-
Kegiatan belajar diselenggarakan dalam kelas atau
ruangan tertutup atau terpisah dari pergaulan masyarakat.
-
Terdapat persyaratan usia dan pengelompokan usia ke
dalam kelas atau tingkat tertentu.
-
Ada pembedaan tegas antara pendidik dengan peserta
didik.
-
Waktu belajar diatur dan dikendalikan dengan jadwal
yang sudah dirancang sebelumnya.
-
Materi disusun dalam kurikulum dan dijabarkan dalam
sejumlah garis besar.
-
Materinya lebih banyak bersifat akademik
intelektualitas berkelanjutan (dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi).
-
Proses belajar diatur secara tertib, terkendali dan
terstruktur.
-
Memakai metode penyampaian bahan pelajaran secara
sistemik.
-
Ada sistem evaluasi formatif – sumatif untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik dan langkah-langkah superfisi bagi
pengelola lembaga sekolah.
-
Penghargaan diberikan dalam bentuk kredensial ,
ijazah, atau sertifikat.
-
Biaya bersumber dari pemerintah pusat, daerah,
partisipasi orang tua, dan dari sumber lain yang tidak mengikat.
-
Masa studinya cukup lama.
b. Pendidikan Nonformal adalah kegiatan
belajar yang disegaja oleh warga belajar dan pembelajar di dalam suatu latar
yang diorganisasi (berstruktur) yang terjadi di laur sistem persekolahan.
Peran
Penyajian Materi Nonformal :
-
Pendidikan Agama Islam nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.
-
Pendidikan Agama Islam nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
-
Pendidikan Agama Islam nonformal meliputi kecapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan kesetraan, serta pendidikan lain yang ditujuakan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
-
Satuan Pendidikan Agama Islam nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
-
Untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan
dan pengalaman ajaran agama Islam pada lansia, sehingga mereka menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
c. Pendidikan Informal
adalah jalur pendidikan kelurga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri.
Faktor
Integratif Agama
Peranan
sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama
dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa
masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan
mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban
sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama
menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Faktor Disintegratif Agama
Meskipun
agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan
memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat
memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan
menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari
begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga
seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.
21. Urgensi dan asumsi pengembangan pembelajaran PAI
Belajar merupakan proses orang memperoleh
kecakapan, keterampilan,dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil hingga akhir
hayat seseorang.
Pembelajaran pendidikan agama islam adalah suatu
upaya membuat peserta didik dapat belajar, dan tertarik untuk terus menerus
mempelajari agama islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara
beragama yang benar maupun mempelajari islam sebagai pengetahuan. Istilah
pembelajaran lebih tepat digunakan karena ia menggambarkan upaya untuk
membangkitkan prakarsa belajar seseorang. Disamping itu, ungkapan pembelajaran
memiliki makna yang lebih dalam mengungkapkan hakikat desain pembelajaran dalam
upaya membelajarkan peserta didik.
Konsep
pembelajaran mengandung beberapa implikasi, yaitu:
a. Perlu diupayakan agar dapat terjadi proses belajar yang interaktif anara
peserta didik dan sumber belajar yang direncanakan
b. Ditinjau dari sudut peserta didik, proses itu mengandung makna bahwa
terjadi proses internal interaksi antara seluruh potensi individu dengan sumber
belajar yang dapat berupa pesan-pesan, ajaran dan norma-norma ajaran islam,
guru sebagai fasilitator, bahan ajar cetak dan noncetak yang digunakan, media
dan alat yang dipakai belajar, cara dan teknik belajar yang dikembangkan, serta
lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri pesrta didik yang
semakin dewasa dan memiliki kematangan dalam beragama.
c.
Ditinjau dari sudut
pemberi rangsangan perancang pembelajaran pendidikan agama , proses itu
mengandung arti pemilihan,penetapan dan pengembangan metode pembelajaran
yang memberikan kemungkinan paling baik bagi terjadinya proses belajar
pendidikan agama.
Tugas
perancang dan pengembangan PAI adalah berupaya untuk menata dan mengatur
bagaimana agar pembelajaran pendidikan agama yang direncanakan itu dapat
membuat peserta didik butuh belajar, mau belajar, terdorong untuk belajar,
memudahkan belajar, dan tertarik untuk terus menerus belajar pendidikan agama
sesuai dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran
pendidikan agama yang diharapkan.
Dengan demikian, inti
kegiatan desain pembelajaran agama islam adalah memilih, menetapakan, dan
mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi yang ada untuk
mencapai hasil pembelajaran agama islam yang diharapkan.
Metode pembelajaran berpihak pada empat hal pokok yang disebut kondisi
pembelajaran, yaitu :
a. Tujuan pembelajaran agama islam yang ingin dicapai
b. Isi pembelajaran agama islam yang harus dipelajari peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran agama islam tersebut.
c. Sumber belajar agama islam yang tersedia dan dapat mengantarkan pesan
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
d. Karakteristik peserta didik yang belajar, terutama yang terkait
dengan kemampuan yang telah dikuasai peaserta dididk, tingkat sosial ekonomi,
kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang pendidikan, cara belajar, gaya
belajarnya, dll
Tanpa
berpijak pada kondisi tersebut maka kecil sekali peluang untuk dapat
mengembangkan metode pembelajaran secara optimal untuk mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal.
Pada umumnya, desainer pembelajaran mengabaikan strategi pengorganisasian
isi dan analisis karakteristik bidang studi, termasuk perancang pembelajaran
bidang studi pendidikan agama islam. Perancang pembelajaran PAI cenderung
mengorganisasikan isi pembelajaran dengan mengikuti urutan topik atau bab yang
ada dalam suatu buku teks.
Ada beberapa hakikat perencanaan pembelajaran, yaitu:
a. Perbaikan kualitas pembelajaran harus diawali dengan menyusun desain
pembelajaran
b. Desain pembelajaran disusun dengan menggunakan pendekatan sistem
c. Desain pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana seseorang
belajar
d. Desain pembelajaran diacukan pada pelajar sebagai individu yang berbeda
satu dengan yang lain.
e. Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil pengiring
f. Sasaran akhir desain pembelajaran adalah bagaimana memudahkan peserta didik
belajar
g. Desain pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi
belajar
h. Inti desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dari asumsi terssebut
dapat dijabarkan bahwa hakikat perancangan pembelajaran sebagai acuan dalam
melakukan perencanaan pembelajaran PAI adalah sebagai berikut:
a.
Mengacu pada kualitas pembelajaran PAI
b.
Mengacu pada pendekatan sistem
c.
Mengacu pada teori belajar dan pembelajaran
d.
Mengacu pada belajar perseorangan ( individual)
e.
Mengacu pada hasil belajar
f.
Mengacu pada kemudahan belajar
g.
Mengacu pada interelasi variabel pembelajaran
h.
Mengacu pada kualitas metode pembelajaran pendidikan agama
Ada 3 prinsip yang terkait dengan penetapan metode pembelajaran pendidikan
agama yang optimal:
1.
Tidak satu metode pembelajaran pendidikan agama yang unggul untuk
pencapaian semua tujuan dalam semua kondisi pembelajaran
2.
Strategi dan metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang
berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran pendidikan agama
3.
Kondisi pembelajaran yang berbeda bisa berpengaruh secara konsisten pada
hasil pembelajaran pendidikan agama.
Arti penting
strategi pembelajaran adalah kunci peningkatan jaminan kuwalitas pembelajaran.
Strategi pembelajaran aktif merupakan satu alternatif yang memungkinkan untuk
melakukan kontekstualisasi guna menciptakan partisipasi aktif mahasiswa adalah
proses pembelajaran, yang pada gilirannya mendorong kemudahn peningkatan jaminan kualitas perdosenan.
22. QS Al-Jum’ah ayat 2 . kaitkan dengan paradigma pendidikan dalam upaya
menciptakan suasana religius di lingkungan formal

Artinya:
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Ayat
ini jika dikaitkan dengan paradigma pendidikan dalam upaya menciptakan suasana
religius di lingkungan formal, maka bahwa sesungguhnya meniti proses pendidikan
sangatlah penting, agar selalu diberikan ilmu yang bermanfaat dan diberikannya nilai-nilai
religi/pengetahuan tentang agama, sebagai bekal untuk hidup didunia dan di
akhirat
23. QS Yunus ayat 31

Isi Kandungan :
a.
Bahwasannya
tentang proses penciptaan manusia
b.
Yang
maha kuasa adalah Allah SWT tidak ada lagi makhluk lainnya, selain Allah.
c.
Hanya
kepada Allah umat manusia menyembah.
d.
Dan
hanya kepada Allah manusia kembali.
QS An-Nahl
ayat 78

Artinya : Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur
Isi
Kandungan :
a. Allah SWT telah mengluarkan manusia
dari perut ibunya, dan memberi karunia berupa pendengaran, penglihatan, akal,
dan kalbu. Manusia harus bersyukur kepada Allah swt. atas segala karunia yang
telah diberikan kepada manusia.
b. Manusia dilarang bersikap sombong
karena ilmunya, Sebab, pada waktu dilahirkan manusia tidak mempunya ilmu
sedikitpun, dan ilmu yang dimiliki sekarang tidak seberapa jika dibandingkan
ilmu yang dimiliki Allah SWT
QS Al-Mu’minun ayat 14-16

Artinya :
12.
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari
tanah.
13. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang
disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim)
14. Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu
yang melekat, lalu
sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian,
Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang
paling baik.
15. Kemudian
setelah itu, sungguh kamu pasti mati.
16.
Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada
hari kiamat.
Isi Kandungannya:
a.
Manusia
diciptakan dari saripati tanah yang kemudian mengalami proses dalam beberapa
fase penciptaan dankejadiannya.
b. Allah adalah sebaik-baik pencipta karena
seluruh penciptaan tersebit membuktikan bahwa Allah secara detail mempersiapkan
segala hal yang memungkinan adanya kehidupan suatu mahluk ciptaan-Nya,termasuk
manusia.
c.
Proses
kejadian manusia terbukti melalui Al-quran dan ilmu pengetahuan sehingga hal
tersebut harus memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
24.
Pengertian Religius dan Perbedaan
Masyarakat Madani dan Non Madani
Pengertian Religius
Religius
berasal dari kata religious yang berarti sifat religi yang melekat pada diri
seseorang. Religius sebagai salah satu nilai karakter sebagai sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain. Religius
adalah nilai-nilai kerohanian yang tertinggi, sifatnya mutlak
dan abadi serta bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.
Perbedaan Masyarakat Madani dengan Non Madani/Masyarakat
Sipil
Masyarakat Madani
adalah sekumpulan individu bersifat demokratis dan saling menghargai satu sama
lainnya yang tergabung dalam sebuah kelompok masyarakat tertentu, dimana dalam
mengambil keputusan selalu mengedepankan prinsip keterbukaan, toleransi, musyawarah,
dan pluralisme antar sesamanya. Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga
berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW
pada tahun 622 M.
Banyak
orang memadankan istilah ini dengan istilah civil society, societas civilis
(Romawi) atau koinonia politike (Yunani). Padahal istilah “masyarakat madani “
dan civil society berasal dari dua sistem budaya yang berbeda. Masyarakat
madani merujuk pada tradisi Arab-Islam sedang civil society tradisi
Barat non-Islam. Perbedaan ini bisa memberikan makna yang berbeda apabila
dikaitkan dengan konteks istilah itu muncul. Dalam bahasa Arab, kata “madani”
tentu saja berkaitan dengan kata “madinah” atau ‘kota”, ehingga masyarakat
madani biasa berarti masyarakat kota atau perkotaan . Meskipun begitu, istilah
kota disini, tidak merujuk semata-mata kepada letak geografis, tetapi justru
kepada karakter atau sifat-sifat tertentu yang cocok untuk penduduk sebuah kota.
Dari sini kita paham bahwa masyarakat madani tidak asal masyarakat yang
berada di perkotaan, tetapi yang lebih penting adalah memiliki sifat-sifat yang
cocok dengan orang kota, yaitu yang berperadaban. Dalam kamus bahasa Inggris
diartikan sebagai kata “civilized”, yang artinya memiliki peradaban
(civilization), dan dalam kamus bahasa Arab dengan kata “tamaddun” yang juga
berarti peradaban atau kebudayaan tinggi. Penggunaan istilah masyarakat
madani dan civil society di Indonesia sering disamakan atau digunakan
secara bergantian. Hal ini dirasakan karena makna diantara keduanya banyak
mempunyai persamaan prinsip pokoknya, meskipun berasal dari latar belakang
system budaya negara yang berbeda
25. Istilah :
a.
Bahwasannya wudhu adalah pembuka
shalatnya seseorang
Secara
syri’at wudhu’ ialah menggunakan air yang suci untuk mencuci anggota-anggota
tertentu yang sudah diterangkan dan disyari’at kan Allah swt. Allah
memerintahkan:
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan shalat, maka basuhlah mukamu
dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan , kedua mata-kaki (Al-Maaidah:6).
Allah tidak
akan menerima shalat seseorang sebelum ia berwudhu’ (HSR. Bukhari di Fathul
Baari, I/206; Muslim, no.255 dan imam lainnya). Rasulullah juga mengatakan
bahwa wudhu’ merupakan kunci diterimanya shalat. (HSR. Abu Dawud, no. 60).
Rasulullah
saw bersabda: “Barangsiapa menyempurnakan wudhu’nya, kemudian ia pergi
mengerjakan shalat wajib bersama orang-orang dengan berjama’ah atau di masjid
(berjama’ah), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya” (HSR. Muslim, I//44,
lihat Mukhtashar Shahih Muslim, no. 132).
Maka
wajiblah bagi segenap kaum muslimin untuk mencontoh Rasulullah saw dalam segala
hal, lebih-lebih dalam berwudhu
b.
Bahwasannya surga ada ditelapak kaki
Ibu
Surga ditelapak kaki Ibu itu,
merupakan perumpamaan agar kita sebagai anak jangan pernah melawan dan
menyakitinya. Kata kiasan tersebut mengajarkan kita betapa
wajibnya kita mentaati dan berbakti pada ibu, mendahulukan kepentingan beliau
mengalahkan kepentingan pribadi hingga diibaratkan letak diri kita bagaikan
debu yang ada dibawah telapak kakinya bila kita ingin meraih surga.
“Surga
itu dibawah telapak kaki ibu”.At-Thiiby berkata “Ungkapan Nabi ‘dibawah telapak
kakinya’ adalah kata kiasan dari bersikap patuh dan taat padanya secara
totalitas sebagaimana keterangan dalam firman Allah Ta’alaa :Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil". (QS. 17:24).
Dalam
shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Ibn Mas’ud, ia berkata “Saya bertanya
kepada Rasulullah, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah ?’ , Beliau
bersabda, ‘Sholat pada waktunya’, Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi ?’, Beliau
bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua’, Saya bertanya lagi, ‘Kemudian apa
lagi ?’, Beliau bersabda, ‘Berjihad (berjuang) di jalan Allah’. Kemudian
Rasulullah mengkhabarkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah amalan yang
paling disukai oleh Allah setelah shalat yang merupakan paling agungnya
tiang-tiang agama islam. “ (HR.Bukhari dan Muslim).
c.
Sebaik-baiknya perempuan sebagai
perhiasan adalah perempuan solehah
Di dalam
Islam, peranan seorang istri memainkan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan berumah-tangga dan peranannya yang sangat dibutuhkan menuntutnya
untuk memilih kualitas yang baik sehingga bisa menjadi seorang istri yang baik.
Pemahamannya, perkataaannya dan kecenderungannya, semua ditujukan untuk
mencapai keridho’an Allah Swt., Tuhan semesta Alam. Ketika seorang istri
membahagiakan suaminya yang pada akhirnya, hal itu adalah untuk mendapatkan
keridho’an dari Allah Swt. sehingga dia (seorang istri) berkeinginan untuk
mengupayakannya.
Kualitas
seorang istri seharusnya memenuhi sebagaimana yang disenangi oleh pencipta-Nya
yang tersurat dalam surat Al-Ahzab. Seorang Wanita Muslimah adalah seorang
wanita yang benar (dalam aqidah), sederhana, sabar, setia, menjaga
kehormatannya tatkala suami tidak ada di rumah, mempertahankan keutuhan (rumah
tangga) dalam waktu susah dan senang serta mengajak untuk senantiasa ada dalam
pujian Allah Swt. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an:
”Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian
yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan,
dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
Segala Sesuatu.” (QS. An Nisaa’ , 4:32)
Kita dapat
melihat dari ayat ini bahwa Allah Swt. membuat perbedaan yang jelas antara
peranan laki-laki dan wanita dan tidak diperbolehkan bagi laki-laki atau wanita
untuk menanyakan ketentuan peranan yang telah Allah berikan sebagaimana firman
Allah:
“Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al
Ahzab, 33:36)
Karenanya,
seorang istri akan membenarkan Rasulullah dan akan membantu suaminya untuk
menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah (hukum Islam) dan memastikan
suaminya untuk kembali melaksanakan kewajiban-kewajibannya, begitupun dengan
kedudukan suami, dia juga harus memenuhi kewajiban terhadap istrinya
d.
Masa usia pra baligh, masa usia dan
kondisi dispensasi amal manusia
Mempersiapkan
Anak Memasuki Usia Baligh/Pra Baligh
Mempersiapkan
anak-anak memasuki usia baligh tidak hanya semata-mata mempersiapkan mereka
secara individu untuk bisa menjalani hidup, tetapi juga dalam rangka
menjalankan tugas mulia yaitu sebagai hamba Allah SWT. Artinya, memasuki usia
baligh anak dipersiapkan menjadi pemimpin yang terbaik bagi umat pada masa yang
akan datang untuk menegakkan kalimat Allah di muka Bumi dan menyebarkan Islam
sebagai rahmatan lil’alamin melalui tegaknya syariah dan khilafah. Berikut ini
hal-hal yang dapat dilakukan orang tua dalam mempersiapkan anaknya memasuki
usia baligh seawal mungkin (sejak usia pra baligh – sekitar 7 tahun sampai 10
tahun) :
a. Mengokohkan
keyakinan (aqidah)
b. Menanamkan konsekuensi beriman pada Al Qur’an
c. Hal-hal yang wajib atau sunah sudah harus dibiasakan
d. Perbekalan tsaqofah Islam
e. Mengajarkan dan membiasakan adab-adab (akhlak islami) terhadap orang tua
f. Membentengi anak dari pengaruh tayangan
g. Dalam hal pergaulan dengan lawan jenis, mulai di biasakan terpisah antara
laki-laki dan perempuan.
h. Menjelang baligh mereka diajari tentang pengetahuan tanda-tanda baligh
(menstruasi dan mimpi)
i.
Membekali anak
dengan keterampilan hidup
j.
Anak yg berusia
10th ke atas mulai diajak berfikir untuk membaca persoalan umat
k. Pemanfaatan teknologi
l.
Melatih
keberanian
Kondisi
Dispensasi Amal Manusia
Dispensasi
adalah pengecualian
dari aturan karena adanya pertimbangan yang khusus. Amal itu merupakan
suatu yang lumrah yang tidak bisa kita pisahkan dalam hidup ini, karena
berbagai Amalan sudah dimulai sejak nabi
Adam turun ke bumi ini. Amal juga bisa dikaitkan dengan
watak kita. Yang mana makna amal adalah perbuatan kita sedangkan watak (sifat/karakter)
adalah cara kita berfikir. Sehingga wataklah yang menuntun sifat kita.
Oleh
sebeb itu, disebutkanlah amal itu terbagi dua yaitu ma’ruf dan mungkar yaitu
tentang amal baik dan amal buruk. Amal baik adalah amal yang berguna
baik diri sendiri mahu pun orang lain. Dan amal buruk adalah amal yang
merugikan baik untuk diri sendiri mahu pun orang lain. Banyak sekali amal baik
dan amal buruk di dunia ini yang jumlahnya tidak dapat terhitung. Sebagai insan
atau makhluk yang bertuhan, kita tahu dan percaya bahwa setiap amal baik itu
akan mendapat kan balasan yang baik pula dari sisi Allah swt. berupa pahala.
Dan begitu sebaliknya, amal buruk akan menjadi catatan buruk berupa dosa yang
akan didapatkan di hari pembalasan berupa siksaan di neraka. Sebagaimana Allah
SWT berfirman dalam QS Al-Qoriah ayat 6-9

Artinya : 6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya.
7.
Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8.
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya
9.
Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
e.
Masa Akil Baligh
Akil
Baligh Menurut Islam. Masa akil baligh pastinya dialami oleh
setiap manusia, baik pria maupun wanita yang telah dewasa. Tentunya, sebagai
orang tua telah melewati masa akil baligh belasan bahkan puluhan tahun silam.
Tibalah masanya bagi para orang tua untuk memperkenalkan masa akil baligh
kepada anak-anaknya yang akan menginjak remaja.
Masa akil
baligh bagi seorang anak laki-laki biasanya diawali dengan peristiwa 'mimpi'. Sedangkan
bagi seorang anak perempuan masa akil baligh dimulai dengan terjadinya
menstruasi. Sangatlah patut dan bijaksana jika para orang tua mau tahu dan
turut berperan serta menjelaskan peristiwa akil baligh kepada anak-anaknya
sendiri dan tidak sekedar menyerahkan kepada pihak sekolah atau guru saja.
Masalah akil
baligh bukanlah masalah yang harus ditakuti atau dianggap tabu untuk diperbincangkan.
Justru seyogyanya peristiwa akil baligh adalah peristiwa yang sangat penting
dalam kehidupan seorang anak manusia. Baligh merupakan istilah dalam hukum
Islam yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan. "Baligh"
diambil dari kata bahasa Arab yang secara bahasa memiliki arti
"sampai", maksudnya "telah sampainya usia seseorang pada tahap
kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila:
Mengetahui, memahami, dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
serta Telah mencapai usia 15 tahun ke atas dan atau sudah mengalami mimpi
basah.(bagi laki-laki).
Telah mencapai usia 9 tahun ke atas dan atau sudah mengalami "menstruasi". (bagi perempuan). Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan dihisab yang mana baligh mempunyai tanda-tanda yang dapat
Telah mencapai usia 9 tahun ke atas dan atau sudah mengalami "menstruasi". (bagi perempuan). Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan dihisab yang mana baligh mempunyai tanda-tanda yang dapat
a. Ciri-Ciri
Lelaki Baligh
-
Sudah cukup umur/ sudah berumur 15 tahun
-
Mimpi bash/ keluar air mandi
b. Ciri-ciri
Perempuan Baligh
-
Sudah cukup umur/ sudah berumur 9 tahun
-
Keluar haid/ keluar darah dari alat pital, tapi yang
di maksud darah disini bukan darah istihadoh atau darah penyakit melainkan
darah haid, diantara kriteria keluarnya darah haid:
- ketika
keluar haid sakit
- badan terasa tidak enak
- badan terasa tidak enak
- meriang
dan lain sebagainya
f. Nama status :
-
Mukmin =
Orang yang beriman
-
Kafir =
Orang yang ingkar,yang tidak beriman (tidak
percaya)
atau tidak beragama Islam
-
Munafik =
Orang yang berpura-pura mengikuti ajaran agama
namun
sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya
-
Musryik =
Orang yang mempersekutukan Allah, mengaku
akan
adanya Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah
-
Murtad = Orang yang meninggalkan atau keluar dari agama
Islam
dan memeluk agama lain
-
Kadzib = Orang yang dusta,sangat berlainan
dan
berlawanan
dengan sifat yang dimiliki rasul yaitu
shidiq(jujur)
-
Dholim = Orang
yang meletakkan sesuatu/ perkara bukan
pada
tempatnya
-
Musrifin =
Orang-orang yang boros / mubazir
-
Mu’tadin =
Orang-orang yang melewati batas
Komentar
Posting Komentar